Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

Kaidah kebahasaan teks cerita sejarah
Kaidah kebahasaan teks cerita sejarah

Teks Cerita Sejarah

Teks cerita sejarah adalah teks yang di dalamnya menjelaskan dan menceritakan tentang fakta kejadian masa lalu yang menjadi asal-muasal atau latar belakang terjadinya sesuatu yang memiliki nilai kesejarahan, bisa bersifat naratif atau deskriftif.


Kaidah kebahasaan teks cerita sejarah


Berikut ini kaidah kebahasaan yang terdapat di dalam teks cerita sejarah : 

1. Pronomina (kata ganti): kata yang dipakai untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung.
Jenis-jenis kata ganti orang, yaitu:

a. Kata ganti orang pertama tunggal: saya, aku daku, hamba
contoh dalam kalimat:
  • Saya bukanlah orang kaya
  • Aku akan berjuang untuk mencapai impianku
  • Daku hanyalah penyair gila
b. Kata ganti orang pertama jamak: kami, kita
contoh dalam kalimat:
  • Kami adalah komunitas pecinta alam Indonesia
  • Kita akan mendapatkan mendali emas di kejuaraan mendatang
c. Kata ganti orang kedua tunggal: kamu, kau, anda, dikau, engkau
contoh dalam kalimat:
  • Kamu adalah pegaai paling rajin di kantor ini
  • Anda sebaiknya pergi ke bandara secepatnya
d. Kata ganti orang kedua jamak: kalian, kamu
contoh dalam kalimat:
  • Kalian adalah orang – orang pilihan
  • Kamu semua memiliki hak yang sama
e. Kata ganti orang ketiga tunggal: dia, ia, beliau
contoh dalam kalimat:
  • Dia akan menjalani peraatan medis
  • Ia menjadi sangat jahat setelah kejadian itu
f. Kata ganti orang ketiga jamak: mereka
contoh dalam kalimat:
  • Mereka akan segera di penjarakan
2. Frasa Adverbial: kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat.

contoh: tadi siang, kemarin, tahun lalu

3. Verba Material: kata yang berfungsi menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh partisipan. Menunjukan perbuatan fisik atau peristiwa, contohnya menulis, mengepel, menyapu.

contoh dalam kalimat:

Siswa menulis cerpen mengenai lingkungan sekolah.

4. Konjungsi Temporal (kata sambung waktu): berfungsi menata urutan peristiwa yang diceritakan. Umumnya banyak menggunakan kata penghubung temporal. seperti: kemudian, selajutnya, sesudahnya, sambil, sejak demi.

contoh dalam kalimat:
  1. Restoran ini berdiri sejak tahun 1960.
  2. Nita mengepel lantai kemudian merapihkan tempat tidur.

Demikianlah artikel tentang   Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah yang saya buat semoga bermanfaat bagi orang yang  membacanya dan menambah wawasan bagi orang yang membaca artikel ini. Dan  saya mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang  tidak jelas, mengerti, dan lugas mohon jangan dimasukan ke dalam hati. 

Jangan lupa tinggalkan komentar - komentar yang positif serta saran & kritikan agar membangun blog ini lebih baik kedepannya. Sekian penutup dari saya semoga berkenan di hati dan saya ucapkan terima  kasih yang sebesar-besarnya.

0 Response to "Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah"

Post a Comment