Pengertian, Jenis - Jenis, Metode dan Cara Membuat Naskah Pidato yang Benar
Pengertian, Jenis - Jenis, Metode dan Cara Membuat Naskah Pidato yang Benar |
Pidato ( Orasi )
Pidato di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah (1) pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak, (2) wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak.
Dari arti kamus tentang pidato dapatlah diuraikan pengertian pidato. Pidato adalah komunikasi lisan yang disampaikan seseorang di depan khalayak untuk menyampaikan gagasan atau topik yang bersifat umum kepada pendengar (audiens) dan disampaikan bisa dalam situasi formal maupun nonformal dengan rangkaian kata yang tersusun secara sistematis. Kegiatan berpidato disebut orasi dan yang menyampaikan pidato disebut orator.
a. Jenis - Jenis Pidato
Jenis pidato ada tiga macam, yakni khotbah, ceramah, dan sambutan.
1. Khotbah
Khotbah adalah pidato yang menguraikan ajaran agama. Orang yang memberikan khotbah secara umum disebut pengkhotbah. Orang yang memberikan khotbah Jumat sebelum melaksanakan ibadah shalat Jumat bagi umat Islam disebut khotib. Dalam kegiatan khotbah tidak ada tanya jawab. Pengkhotbah hanya menyampaikan isi khotbah tentang ajaran agama: menyerukan perintah dan larangan sesuai ajaran agama, sedangkan jamaah hanya mendengar dan menyimak.
2. Ceramah
Ceramah adalah pidato oleh seseorang dihadapan banyak pendengar tentang suatu hal, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Orang yang memberikan ceramah disebut penceramah. Ceramah berbeda dengan khotbah. Perbedaannya adalah ceramah terdapat sesi tanya jawab dan temanya tidak khusus tentang ajaran agama. Jika topiknya tentang agama, disebut ceramah agama.
3. Sambutan
Sambutan adalah pidato yang disampaikan seseorang pada suatu acara. Sambutan dapat disampaikan lebih dari satu orang dalam satu acara. Isi pidato mengenai tema acara tersebut seperti sambutan upacara bendera, sambutan acara resepsi pernikahan, sambutan ketua panitia seminar, dan sebagainya. Sudah tentu sambutan merupakan komunikasi searah alias tidak ada tanya jawab.
b. Tujuan Pidato
Ada tiga tujuan pidato, yakni:
1. Informatif
Pidato yang bertujuan sekadar memberikan informasi atau keterangan kepada pendengar. Pidato yang termasuk jenis ini adalah argumentatif dan deskriptif. Argumentatif adalah pidato yang bertujuan meyakinkan pendengar dan deskriptif bertujuan menggambarkan suatu keadaan. Misalnya: pidato tentang cara mengelola perusahaan yang baik, cara mengajar yang baik, pidato tentang ilmu pengetahuan (peran penting sistem belajar dengan e-learning), pidato tentang suasana peringatan hari buruh sedunia, dan sebagainya.
2. Persuasif
Pidato yang bertujuan untuk memengaruhi, membujuk, mengajak pendengar agar mengikuti ajakan-ajakan yang disampaikan orator. Misalnya: pidato saat musim suksesi (kampanye), pidato agama (menyeru untuk bersedekah), dan sebagainya.
3. Rekreatif
Pidato ini bertujuan memberikan hiburan atau membuat gembira pendengar. Misalnya: pidato pada acara ulang tahun, pesta, dan perayaan-perayaan lainnya.
Pidato ini bertujuan memberikan hiburan atau membuat gembira pendengar. Misalnya: pidato pada acara ulang tahun, pesta, dan perayaan-perayaan lainnya.
c. Metode Pidato
1. Impromptu
Metode impromptu, yaitu metode berpidato yang dilakukan secara spontanitas, serta merta tanpa adanya persiapan terlebih dahulu. Metode ini sering disebut metode spontanitas.
2. Naskah
Metode naskah, yaitu metode berpidato dengan cara membacakan naskah atau teks yang telah dibuat sebelumnya.
3. Ekstemporan
Metode ekstemporan, yaitu metode berpidato dengan terlebih dahulu membuat catatan kecil garis-garis besar konsep pidato atau butir-butir penting yang akan disampaikan.
4. Memoriter
Metode memoriter, yaitu metode berpidato dengan menghapalkan naskah pidato terlebih dahulu. Metode ini lebih dikenal dengan metode menghafal.
d. Langkah - Langkah Menyusun Naskah Pidato
Apabila ingin berpidato dengan metode naskah dan memoriter, maka terlebih dahulu membuat naskah pidato dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan topik. Tentukanlah topik terlebih dahulu. Penentuan topik ini sangat membantu sang orator untuk menguasai materi, mencari materi pendukung, menambah ilustrasi, dan menyertakan bukti-bukti sebagai penguat alasan. Topik yang dibuat sebaiknya dipersempit sehingga tema pembicaraan tidak meluas. Hal itu nantinya akan memberikan efek lebih rinci dan bahasan yang sangat mendalam.
2. Menetapkan tujuan. Seperti sudah diketahui tentang tujuan pidato di atas, tentukanlah tujuan pidato. Apakah bertujuan informatif, persuasif, atau rekreatif. Dalam menetapkan topik dan tujuan sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan orator dan mempunyai manfaat bagi audiens.
3. Mengumpulkan bahan-bahan. Bahan-bahan untuk membuat naskah pidato bisa didapatkan berdasarkan pengalaman pribadi, hasil observasi, penelitian, referensi dari buku, artikel di surat kabar, majalah, tabloid, internet, dan sebagainya.
4. Menyusun kerangka pidato. Kerangka naskah pidato terdiri dari: pembukaan, isi, dan penutup.
5. Menyusun naskah pidato. Dalam tahapan ini buatlah naskah pidato sedalam mungkin berdasarkan referensi yang telah dikumpulkan sebelumnya. Tulislah pembahasannya secara sistematis.
6. Menyunting naskah pidato. Naskah yang sudah selesai harus disunting. Jika terdapat bahasa yang kalimatnya berkonotasi buruk atau kasar dapat dibuang, kalimat yang tidak cocok atau kurang komunikatif dapat diperbaiki.
Contoh naskah pidato dan strukturnya:
Judul | Rusaknya Moral Remaja Masa Kini |
PEMBUKAAN | |
Salam Pembuka | Rusaknya Moral Remaja Masa Kini |
Sapaan | Hadirin yang berbahagia. |
Ucapan Terimakasih | Terima kasih atas kesempatan dan waktu yang diberikan kepada saya untuk berbicara dihadapan hadirin. |
Tujuan | Pada kesempatan yang berbahagia ini, izinkan saya berpidato dengan tema tentang rusaknya moral remaja masa kini. |
ISI | |
Belakangan ini ramai diperbincangkan di berbagai media
massa tentang moral remaja masa kini. Banyak permasalahan
yang terjadi di dunia remaja saat ini yang membuat orang tua
mengelus dada dan tidak habis pikir sebab terjadinya penurunan
moral remaja masa kini. Lihatlah kasus-kasus pemakaian narkoba,
tawuran, pencurian, bahkan pembunuhan dilakukan oleh kaum
remaja. Tidak sedikit di antara mereka yang mempunyai tingkat
pendidikan tinggi, berasal dari keluarga yang bercukupan,
bahkan public gure.
Dari kasus yang terjadi, sebagian besar dari pelaku mengaku menyesal atas perbuatannya. Penyebab rusaknya moral remaja saat ini cenderung disebabkan oleh pembentukan mental serta karakter yang kosong, para remaja tersebut tidak mempunyai pegangan dalam menjalankan hidup, tidak adanya landasan agama yang kuat serta bimbingan dan kasih sayang dari orang tua. Para orang tua yang sibuk bekerja demi mencukupi kebutuhan hidup keluarganya dan minimnya pendidikan agama kepada anak telah menciptakan generasi muda yang rapuh, emosional, dan cenderung anarkis. Kondisi seperti ini harus segera diatasi demi kebaikan kita bersama karena generasi muda merupakan tulang punggung bangsa, calon pemimpin di masa depan. Para generasi mudalah yang akan membawa negara ini ke arah yang lebih baik. Bila generasi muda tidak bisa diharapkan lagi, bisa dibayangkan akan menjadi apa bangsa dan negara kita tercinta ini? Peranan orang tua dalam membina, mendidik, serta membentuk karakter para remaja sangatlah dominan. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama yang baik antara orang tua dan anak. Ini berarti bahwa orang tua harus memberikan pengertian serta berperan sebagai pengayom anak-anak mereka sehingga para anak merasa aman dan terlindungi. Bila hal ini terjadi, anak tidak akan mencari tempat yang mereka anggap nyaman di luar rumah. Karena bisa jadi tempat yang mereka anggap aman tersebut merupakan tempat pergaulan yang salah sehingga bisa memengaruhi karakter dan mental anak di masa yang akan datang. Selain itu berikanlah pendidikan agama sedini mungkin sejak masih usia kanak-kanak. Pendidikan agama merupakan pondasi utama yang bisa dijadikan pegangan dalam melakukan semua hal. Menciptakan rasa takut kepada Tuhan merupakan hal yang sangat penting karena bila remaja sudah tidak mempunyai rasa takut kepada Tuhan, apa pun yang mereka lakukan sudah pasti akan menyimpang dari norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat. |
|
PENUTUP | |
Simpulan | Kita tidak boleh berhenti untuk tetap berusaha menyelamatkan mental dan moral para generasi muda kita. Dengan memberikan pondasi agama yang kuat serta memberikan kasih sayang kepada generasi muda, bisa dipastikan tidak akan terjadi lagi penurunan moral para remaja sehingga kita akan mempunyai kualitas hidup yang lebih baik, dapat hidup dengan lebih nyaman, serta terjaminnya masa depan negara tercinta ini. |
Ucapan Permintaan Maaf | Demikian pidato dari saya. Semoga bisa memberikan pencerahan bagi kita semua. Apabila ada kata-kata yang salah mohon dimaafkan. Terima kasih. |
Salam penutup | Wassalamualaikum warahmatullah wabarokatuh. |
Dikutip dengan sedikit pengubahan dari sumber: Carapedia.com
Sebelum membaca naskah pidato tentunya terlebih dahulu membuat naskah pidato. Cara membuat naskah pidato dan strukturnya sudah dipelajari pada bagian sebelumnya. Langkah-langkah membaca naskah pidato yang baik adalah sebagai berikut:
1. Berlatihlah membaca naskah pidato sebelum penampilan sesungguhnya.
2. Penampilan yang baik. Pakailah busana yang baik disesuaikan dengan tema, situasi, dan kondisi (formal/nonformal).
3. Kuasai temadan hal terkait dengan pidato yang akan dibaca.
4. Perhatikan kata kunci dan kenali audiensnya.
5. Bersikap tenang dan meyakinkan sehingga audiens akan menikmati dan tidak merasa ragu dengan apa yang akan disampaikan.
6. Semangat: penyampaian pidato harus semangat jangan loyo. Jika tidak semangat tentunya audiens lebih tidak semangat lagi.
7. Gunakan teknik membaca nyaring, yaitu:
- Volume suara harus jelas. Tidak membaca dengan suara seperti berbisik apalagi membaca dalam hati.
- Artikulasi harus jelas. Setiap kata dan huruf harus dilafalkan dengan jelas. Jika huruf /f/, /p/, dan /v/ dan vokal (a, i, u,e, o) sudah jelas artikulasinya, maka kata pun pasti terdengar jelas.
- Intonasi adalah mengatur suara baik secara irama, perubahan nada tuturan, dan penekanan. Di dalam naskah ditandai dengan pungtuasi dan pengganti pungtuasi dalam membaca naskah pidato adalah intonasi.
8. Memerhatikan diksi (pilihan kata). Gunakan bahasa dan pilihan kata sesuai latar belakang atau tingkat pendidikan audiens. Gunakan bahasa remaja jika audiensnya remaja dan jangan lontarkan kata atau istilah yang mereka tidak mengerti.
9. Ekspresi sesuai dengan hal yang disampaikan pada isi naskah pidato. Kalau lucu paling tidak orator tertawa.
10. Gestur. Gerakan tubuh sesuaikan dengan irama pidato. Lakukan gerakan yang dapat memberikan pesan kepada pendengar, baik dengan gerakan tangan, kepala, dan arah badan kita.
11. Pandangan mata tidak terpaku pada naskah saja, sesekali tataplah audiens.
12. Fokus dan konsentrasi. Berkonsentrasilah, karena jika tidak akan membuat lupa apa yang ingin disampaikan dan jangan memerhatikan hal-hal yang dapat menganggu konsentrasi.
13. Buat simpulan. Setelah selesai pidato, jangan lupa meringkas isi pidato, mengambil simpulan, dan menyampaikan harapan semoga isi pidato bermanfaat.
14. Tutup pidato dengan elegan. Setelah isi pidato disampaikan, tutup dengan cara mengucapkan terima kasih kepada audiens atas perhatiannya.
Demikianlah artikel tentang Pengertian , Jenis - Jenis, Metode dan Cara Membuat Naskan Pidato yang Benar yang saya buat semoga bermanfaat bagi orang yang membacanya dan menambah wawasan bagi orang yang membaca artikel ini. Dan saya mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas, mengerti, dan lugas mohon jangan dimasukan ke dalam hati.
Jangan lupa tinggalkan komentar - komentar yang positif serta saran & kritikan agar membangun blog ini lebih baik kedepannya. Sekian penutup dari saya semoga berkenan di hati dan saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
0 Response to "Pengertian, Jenis - Jenis, Metode dan Cara Membuat Naskah Pidato yang Benar"
Post a Comment