Pengertian Wacana dan Paragraf

Pengertian Wacana dan Paragraf

Pengertian Wacana dan Paragraf
Pengertian Wacana dan Paragraf


Wacana dan Paragraf

A. Wacana

Wacana merupakan terjemahan dari bahasa Inggris discourse. Pengertian Wacana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): (1) keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan,
(2) satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan atau laporan utuh seperti buku, novel, artikel, pidato atau khotbah, (3) kemampuan atau prosedur berpikir secara sistematis dan kemampuan atau proses pertimbangan berdasarkan akal sehat.


Menurut Harris, Pike dalam Kamus Linguistik yang disusun Kridalaksana, wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dsb.), paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat lengkap.

Wacana merupakan rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain sehingga membentuk kesatuan. Konteks wacana berupa situasi, pembicara, pendengar, waktu, tempat, adegan, topik, peristiwa, bentuk amanat, kode, dan sarana. Syarat wacana, yaitu kohesi dan koherensi dan di dalamnya terdapat topik, tema, dan judul. De nisi tersebut terdapat dalam wikibook Indonesia.



Dari de nisi wacana di atas, dapatlah disimpulkan arti dari wacana adalah, satuan gramatikal tertinggi atau terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan atau laporan utuh seperti buku, novel, artikel, dan yang di dalamnya terdapat topik, tema, dan judul dan paragraf yang memenuhi syarat kohesi dan koherensi. Wacana disebut juga bacaan, karangan, atau komposisi.


B. Paragraf

1. De Nisi Paragraf

Paragraf berasal dari bahasa Yunani paragraphos ‘tertulis di samping’. Nama lain paragraf, yaitu alinea yang berasal dari bahasa Latin, a linea “merujuk pada pilcrow(¶)“ yang menandakan paragraf baru.


Pengertian paragraf dan alinea dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI); paragraf adalah bagian bab dalam satu karangan yang mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru; Alinea adalah bagian wacana yang mengungkapkan satu pikiran yang lengkap atau satu ide pokok yang di ragam tulis ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke dalam atau jarak spasi yang lebih. Dalam Kamus Linguistik, paragraf adalah “Bagian wacana yang mengungkapkan pikiran atau hal tertentu yang lengkap, tetapi yang masih berkaitan dengan isi seluruh wacana; dapat terjadi dari satu kalimat atau sekelompok kalimat yang berkaitan.” (Kridalaksana, 2008: 173 ).

Dengan demikian, paragraf adalah bagian dari wacana yang mengandung satu ide pokok atau satu pikiran lengkap yang masih berkaitan dengan isi seluruh wacana yang terjadi, dari satu kalimat atau sekelompok kalimat yang berkaitan dan ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke dalam atau jarak spasi yang lebih.


Ada dua model paragraf, yakni (1) model balok, antarparagraf dipisahkan dengan jarak spasi berbeda, lurus seperti balok, dan (2) model tekuk, paragraf baru ditandai dengan baris pertama menjorok ke dalam 5—7 ketuk.

Paragraf A: model balok Paragraf B: model tekuk
Paragraf A: model balok  Paragraf B: model tekuk

2. Syarat - Syarat Paragraf
Sebuah paragraf harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

Kesatuan (Unity)


Satu paragraf hanya membicarakan satu pokok permasalahan atau satu ide pokok. Seluruh kalimat penjelas harus menjelaskan atau mendukung ke satu ide pokok. Dengan kata lain kalimat penjelas harus padu atau koheren, kepaduan makna yang berhubungan dengan keutuhan isi. Kalimat penjelas yang tidak mendukung ide pokok disebut kalimat tidak koheren atau tidak padu alias sumbang ‘nggak nyambung’. Jika sebuah paragraf tidak memiliki kepaduan itu, pembaca akan bingung dan mengalami kesulitan untuk memahaminya karena tidak jelas ujung pangkalnya.

Kepaduan

Dalam satu paragraf, kalimat yang satu dengan lainnya harus berkaitan atau mempunyai kepaduan bentuk (kohesi). Apabila kepaduan makna berhubungan dengan isi, kepaduan bentuk berkaitan dengan penggunaan kata-katanya. Agar paragraf padu secara bentuk dibutuhkan alat kekohesifan.

Alat kekohesifan tersebut adalah kata yang mempunyai hubungan:

  • Leksikal: kohesi ditandai oleh pengulangan kata baik utuh maupun sebagian dan sinonim atau hiponim.
  • Penunjukkan: kohesi ditandai oleh kata tunjuk (itu, ini, yakni, yaitu, tersebut, berikut).
  • Pergantian: ditandai oleh kata ganti orang (ia, mereka, engkau, Anda).
  • Perangkaian: ditandai oleh kata dan, lalu, kemudian.
  • Perlawanan: ditandai oleh konjungsi antarkalimat (namun, sebaliknya, akan tetapi).



Bisa saja paragraf itu padu secara makna (koherensi), tetapi belum tentu paragraf itu padu secara kata (kohesi) bahkan sebaliknya. Paragraf yang baik adalah paragraf yang kohesi juga koherensi.


Demikianlah artikel tentang   Pengertian Wacana dan Paragraf  yang saya buat semoga bermanfaat bagi orang yang  membacanya dan menambah wawasan bagi orang yang membaca artikel ini. Dan  saya mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang  tidak jelas, mengerti, dan lugas mohon jangan dimasukan ke dalam hati. 

Jangan lupa tinggalkan komentar - komentar yang positif serta saran & kritikan agar membangun blog ini lebih baik kedepannya. Sekian penutup dari saya semoga berkenan di hati dan saya ucapkan terima  kasih yang sebesar-besarnya.

0 Response to "Pengertian Wacana dan Paragraf"

Post a Comment