Makalah Kerajaan Banten Terlengkap & Terbaru
Makalah Kerajaan Banten Terlengkap & Terbaru ( Free Download Document ) |
MAKALAH SEJARAH INDONESIA
“ KERAJAAN BANTEN”
Disusun Oleh :
Harvey Pratama Putra (22)
Kelas :
XI RPL 3
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEKNOLOGI
INFORMASI (SMK TI)
BALI GLOBAL DENPASAR
2018 / 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis
panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Adapun judul makalah yang
penulis ajukan adalah “KERAJAAN BANTEN”
Penulisan makalah ini dimaksudkan
untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia. Dalam
mempersiapkan, menyusun, dan menyelesaikan makalah ini, penulis tidak lepas dari berbagai
kesulitan dan hambatan yang dihadapi.
Penulis menyadari bahwa di dalam
makalah ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan saran, kritik, serta masukannya yang bersifat membangun tentunya
demi perbaikan dan pengembangan di dalam menyusun makalah di masa mendatang.
Denpasar, Juli 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan
masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Terbentuknya Kerajaan
Banten
2.2 Letak Kerajaan Banten
2.3 Silsilah Raja - Raja Kerajaan
Banten
2.4 Raja - Raja Terkenal Kerajaan
Banten
2.5 Aspek Kehidupan Rakyat Kerajaan
Banten
2.6 Masa Kejayaan Kerajaan Banten
2.7 Masa Kemunduran Kerajaan Banten
2.8 Informasi Khusus Mengenai
Kerajaan Banten
2.9 Peninggalan Kerajaan Banten
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kesultanan
Banten awalnya hanya sebuah kadipaten yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan
Padjajaran yang bercorak Hindu. Wilayah kerajaan ini merupakan salah satu
wilayah yang berpengaruh dalam jalur perdagangan internasional. Banten
merupakan salah satu pelabuhan terpenting kerajaan ini dan wilayah lain, di
antaranya, Pontang, Tangerang, Kalapa, Cimanuk, dan Cirebon. Ekspor utama
pelabuhan Banten adalah lada dan beras. Posisi Banten yang sangat strategis
membuat wilayah ini menjadi tempat transit pedagang dari negara-negara lain
seperti Maladewa serta kerajaan-kerajaan lain.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana sejarah terbentuknya
Kerajaan Banten ?
1.2.2 Dimana Letak Kerajaan Banten ?
1.2.3 Bagaimana sisilah raja – raja
yang pernah memimpin Kerajaan Banten ?
1.2.4 Siapa raja - raja yang pernah memimpin Kerajaan Banten ?
1.2.5 Bagaimana aspek kehidupan
masyarakat Kerajaan Banten ?
1.2.6 Bagaimana masa kejayaan dan
kemunduran Kerajaan Banten ?
1.2.7 Apa saja peninggalan Kerajaan
Banten ?
1.3
Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui sejarah
berdirinya Kerajaan Banten
1.3.2 Untuk mengetahui letak Kerajaan Banten
1.3.3 Untuk mengetahui silsilah raja –
raja Kerajaan Banten
1.3.4 Untuk mengetahui raja – raja yang
pernah memimpin Kerajaan Banten
1.3.5 Untuk mengetahui aspek kehidupan
rakyat Kerajaan Banten
1.3.6 Untuk mengetahui masa kejayaan
dan kemunduran Kerajaan Banten
1.3.7 Untuk mengetahui apa saja
peninggalan Kerajaan Banten
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Terbentuknya Kerajaan Banten
Kesultanan ini berawal sekitar
tahun 1526 ketika Demak memperluas pengaruhnya dengan menaklukkan beberapa
kawasan pelabuhan dan menjadikannya pangkalan militer serta kawasan
perdagangan. Pasukan Demak dipimpin oleh Fatahillah (Faletehan) menantu Syarif
Hidayatullah (Sunan Gunung Djati) dan adik ipar Fatahillah yaitu Pangeran
Sabakingking atau lebih sohor dengan sebutan Maulanan Hasanuddin.
Pada awalnya, kawasan Banten
dikenal dengan nama Banten Girang yang merupakan bagian dari kerajaan Sunda
(Pajajaran) yang bercorak Hindu. Kedatangan pasukan kerajaan dibawah pimpinan
Fatahillah dan Maulana Hasanuddin ke kawasan tersebut selain untuk perluasan
wilayah juga sekaligus penyebaran dakwah Islam.
Karena dipicu oleh adanya
kerjasama Sunda-Portugis dalam bidang ekonomi dan politik, hal ini dianggap
dapat membahayakan kedudukan Kerajaan Demak selepas –
kekalahan
mereka mengusir Portugis dari Malaka
tahun 1513. Atas perintah Sultan Trenggono, Fatahillah ditugaskan untuk
melakukan penyerangan dan penaklukkan Pelabuhan Sunda Kelapa, tetapi sebelum
menyerang Banten, konon Fatahillah terlebih dahulu berkonsolidasi dengan
mertuanya Syarif Hidayatullah yang saat itu diberikan kekuasaan oleh Sultan Demak
untuk memerintah Cirebon.
Pada 1522, pasukan Demak dan
Cirebon bergabung menuju Banten dibawah pimpinan Fatahillah, Syarif
Hidayatullah, dan Maulana Hasanuddin juga ikut serta dalam penyerangan
tersebut, Fatahillah mendirikan benteng pertahanan yang dinamakan Surosowan,
yang kemudian hari menjadi pusat pemerintahan, yakni Kesultanan Banten.
Pada tahun 1526 Banten berhasil direbut,
termasuk Pelabuhan Sunda Kelapa yang waktu itu merupakan pelabuhan utama
Kerajaan Pajajaran, kemudian diganti namanya menjadi Jayakarta. Penguasaan atas
Jayakarta berhasil menghambat gerak maju Portugis baik dari segi politis maupun
ekonomis. Selanjutnya, pusat pemerintahan yang semula berkedudukan di Banten
Girang dipindahkan ke Surosowan yang dekat pantai, hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan hubungan antara pesisir Sumatera sebelah barat melalui Selat Sunda
dan Selat Malaka. Pada masa itu Malaka telah jatuh dibawah kekuasaan Portugis,
sehingga banyak pedagang yang mengalihkan jalur perdagangannya ke Sulat Sunda.
Atas penunjukkan sultan Demak,
pada tahun 1526 Maulana Hasanuddin diangkat sebagai Adipati Banten. Pada tahun
1552, Banten diubah menjadi kerajaan vassal dari Demak, dengan Maulana
Hasanuddin sebagai pemimpinnya.
Seiring kemunduran Demak terutama
setelah meninggalnya Sultan Trenggana, Banten melepaskan diri dari vassal
kerajaan Demak dan menjadi kesultanan yang mandiri. Kota Surosowan didirikan
sebagai ibu kota atas petunjuk Syarif Hidayatullah dan Maulana Hasanuddin
menjadi sultan pertama, kendati demikian, Fatahillah tetap dianggap sebagai
peletak dasar kesultanan Banten.
2.2 Letak
Kerajaan Banten
Secara geografis, Kesultanan
Banten terletak di Jawa Barat bagian utara (sekarang Provinsi Banten) sampai ke
Lampung di Sumatera. Kesultanan Banten terletak di wilayah Banten, di ujung
barat Pulau Jawa.
2.3 Silsilah
Raja - Raja Kerajaan Banten
1.
Sultan
Maulana Hasanuddin (1552-1570)
2.
Sultan
Maulana Yusuf (1570-1580)
3.
Sultan
Maulana Muhammad (1580-1596)
4.
Pangeran
Ratu (1596-1651)
5.
Sultan
Ageng Tirtayasa (1651-1672)
6.
Sultan
Haji (1672-1686)
7.
Abdul
Fadhl / Sultan Yahya (1687-1690)
8.
Abul
Mahasin Zainul Abidin (1690-1733)
9.
Muhammad
Syifa Zainul Ar / Sultan Arifin (1750-1752)
10.
Muhammad
Wasi Zainifin (1733-1750)
11.
Syarifuddin
Artu Wakilul Alimin (1752-1753)
12.
Muhammad
Arif Zainul Asyikin (1753-1773)
13.
Abul
Mafakir Muhammad Aliyuddin (1773-1799)
14.
Muhyiddin
Zainush Sholihin (1799-1801)
15.
Muhammad
Ishaq Zainul Muttaqin (1801-1802)
16.
Wakil
Pangeran Natawijaya (1802-1803)
17.
Aliyuddin
II (1803-1808)
18.
Wakil
Pangeran Suramanggala (1808-1809)
19.
Muhammad
Syafiuddin (1809-1813)
20.
Muhammad
Rafiuddin (1813-1820)
2.4 Raja
- Raja Terkenal Kerajaan Banten
1. Maulana
Hasanuddin
Maulana Hasanuddin berandil besar
dalam meletakkan fondasi Islam di Nusantara hal ini dibuktikan dengan berbagai
bangunan peribadatan seperti masjid dan sarana-sarana pendidikan Islam seperti
pesantren. Ia juga dikenal sebagai sultan yang secara berkala mengirim mubaligh
ke berbagai daerah yang telah dikuasainya. Pada masa jayanya, wilayah kekusaan
Kesultanan meliputi Serang, Pandeglang, Lebak dan Tanggerang.
2. Maulana
Yusuf
Ia melanjutkan ekspansi Banten ke
kawasan pedalaman Sunda dengan menaklukan Pakuan Pajajaran tahun 1579. Islam
pun masuk ke wilayah pedalaman tersebut.
3. Pangeran
Ratu
Sultan ini dikenal karena
melakukan hubungan diplomasi dengan negara-negara lain termasuk dengan Raja
Inggris, James I tahun 1605 dan tahun 1629 dengan Charles I.
4. Sultan
Ageng Tirtayasa
Pada masa pemerintahannya
kesultanan Banten mengalami puncak kejayaaan. Banten semakin mengandalkan dan mengembangkan
perdagangan. Monopoli atas lada di Lampung menempatkan Banten sebagai pedagang
perantara dan salah satu pusat niaga yang penting. Banten menerapkan cukai atas
kapal-kapal yang singgah Banten. Pemungutan ini dilakukan oleh Syahbandar yang
berada di kawasan yang dinamakan Pabean.
2.5 Aspek
Kehidupan Rakyat Kerajaan Banten
1. Aspek
Kehidupan Politik
Seiring kemunduran Demak terutama
setelah meninggalnya Sultan Trenggono, Banten yang sebelumnya vassal (kerajaan
bawahan) Demak melepaskan diri dan menjadi kesultanan yang mandiri. Kota
Surosowan didirikan sebagai ibu kota atas petunjuk Syarif Hidayatullah dan
Maulana Hasanuddin menjadi sultan pertama. Pada masa jayanya, wilayah kekuasaan
Kesultanan Banten meliputi Serang, Pandeglang, Lebak, dan Tanggerang.
Banten semakin maju di bawah pemerintahan
Sultan Hasanudin karena didukung oleh faktor-faktor berikut ini:
1.
Letak
Banten yang strategis terutama setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis, Banten
menjadi bandar utama karena dilalui jalur perdagangan laut.
2.
Banten
menghasilkan rempah-rempah lada yang menjadi perdagangan utama bangsa Eropa
menuju Asia.
Penguasa
Banten selanjutnya adalah Maulana Yusuf (1570-1580), putra Hasanuddin. Di bawah
kekuasaannya Kerajaan Banten pada tahun 1579 berhasil menaklukkan dan menguasai
Kerajaan Pajajaran (Hindu). Akibatnya pendukung setia Kerajaan Pajajaran
menyingkir ke pedalaman, yaitu daerah Banten Selatan, mereka dikenal dengan
Suku Badui.
Maulana
Yusuf digantikan oleh Maulana Muhammad (1580-1596). Pada akhir kekuasaannya,
Maulana Muhammad menyerang Kesultanan Palembang. Dalam usaha menaklukkan
Palembang, Maulana Muhammad tewas dan selanjutnya putra mahkotanya yang bernama
Pangeran Ratu naik takhta. Ia bergelar Sultan Abul Mufakhir Mahmud Abdul Kadir.
Kerajaan
Banten mencapai puncak kejayaan pada masa putra Pangeran Ratu yang bernama
Abdul Fattah yang bergelar Sultan Ageng
Tirtayasa (1651-1682).Sultan Ageng mengadakan pembangunan, seperti jalan,
pelabuhan, pasar, masjid yang pada dasarnya untuk meningkatkan kehidupan sosial
ekonomi masyarakat Banten. Namun sejak VOC turut campur tangan dalam
pemerintahan Banten, kehidupan sosial masyarakatnya mengalami kemerosotan.
Keadaan
semakin memburuk ketika terjadi pertentangan antara Sultan Ageng dan Sultan
Haji, putranya dari selir. Pertentangan ini berawal ketika Sultan Ageng
mengangkat Pangeran Purbaya (putra kedua) sebagai putra mahkota. Pengangkatan
ini membuat iri Sultan Haji. Berbeda dengan ayahnya, Sultan Haji memihak VOC.
Bahkan, dia meminta bantuan VOC untuk menyingkirkan Sultan Ageng dan Pangeran
Purbaya. Sebagai imbalannya, VOC meminta Sultan Haji untuk menandatangani
perjanjian pada tahun 1682 yang isinya, antara lain, Belanda mengakui Sultan
Haji sebagai sultan di Banten; Banten harus melepaskan tuntutannya atas Cirebon;
Banten tidak boleh berdagang lagi di daerah Maluku.
Pada
tahun 1683, Sultan Ageng tertangkap oleh VOC sedangkan Pangeran Purbaya dapat
meloloskan diri. Setelah menjadi tawanan Belanda selama delapan tahun, Sultan
Ageng wafat (1692). Adapun Pangeran Purbaya tertangkap oleh Untung Suropati,
utusan Belanda, dan wafat pada tahun 1689.
2. Aspek
Kehidupan Ekonomi
Banten di bawah pemerintahan
sultan ageng tirtayasa dapat berkembang menjadi bandar perdagangan dan pusat
penyebaran agama islam. Adapun faktor-faktornya ialah:
1.
Letaknya
strategis dalam lalu lintas perdagangan.
2.
Jatuhnya
malaka ke tangan portugis, sehingga para pedagang islam tidak lagi singgah di
malaka namun langsung menuju banten, banten mempunyai bahan ekspor penting
yakni lada.
Pada masa Sultan Ageng antara 1663 dan 1667
pekerjaan pengairan besar dilakukan untuk mengembangkan pertanian. Antara 30
dan 40 km kanal baru dibangun dengan menggunakan tenaga sebanyak 16.000 orang.
Di sepanjang kanal tersebut, antara 30 dan 40 ribu hektar sawah baru dan ribuan
hektar perkebunan kelapa ditanam. 30 000-anpetani ditempatkan di atas tanah
tersebut, termasuk orang Bugis dan Makasar. Perkebunan tebu, yang didatangkan
saudagar Cina pada tahun 1620-an, dikembangkan.
Banten
yang menjadi maju banyak dikunjungi pedagang-pedagang dari arab, gujarat,
persia, turki, cina dan sebagainya. Di kota dagang banten segera terbentuk
perkampungan-perkampungan menurut asal bangsa itu, seperti orang-orang arab
mendirikan kampung pakojan, orang cina mendirikan kampung pacinan, orang-orang
indonesia mendirikan kampung banda, kampung jawa dan sebagainya.
3. Aspek
Kehidupan Sosial
Sejak banten di-islamkan oleh
fatahilah (faletehan) tahun 1527, kehidupan sosial masyarakat secara berangsur-
angsur mulai berlandaskan ajaran-ajaran islam. Kehidupan sosial masyarakat
banten semasa sultan ageng tirtayasa cukup baik, karena sultan memerhatikan
kehidupan dan kesejahteran rakyatnya. Namun setelah sultan ageng tirtayasa
meninggal, dan adanya campur tangan belanda dalam berbagai kehidupan sosial masyarakat
berubah merosot tajam.
4. Aspek
Kehidupan Budaya
Masyarakat yang berada pada
wilayah Kesultanan Banten terdiri dari beragam etnis yang ada di Nusantara,
antara lain: Sunda, Jawa, Melayu, Bugis, Makassar, dan Bali. Beragam suku
tersebut memberi pengaruh terhadap perkembangan budaya di Banten dengan tetap
berdasarkan aturan agama Islam. Pengaruh budaya Asia lain didapatkan dari
migrasi penduduk Cina akibat perang Fujian tahun 1676, serta keberadaan
pedagang India dan Arab yang berinteraksi dengan masyarakat setempat.
Dalam bidang seni bangunan Banten
meninggalkan seni bangunan Masjid Agung Banten yang dibangun pada abad ke-16.
Selain itu, Kerajaan Banten memiliki bangunan istana dan bangunan gapura pada
Istana Kaibon yang dibangun oleh Jan Lucas Cardeel, seorang Belanda yang telah
memeluk agama Islam. Sejumlah peninggalan bersejarah di Banten saat ini
dikembangkan menjadi tempat wisata sejarah yang banyak menarik kunjungan
wisatawan dari dalam dan luar negeri.
2.6 Masa
Kejayaan Kerajaan Banten
Kerajaan Banten mencapai puncak
kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Hal-hal yang dilakukan
oleh Sultan Ageng Tirtayasa terhadap kemajuan Kerajaan Banten adalah sebagai
berikut:
1.
Memajukan
wilayah perdagangan. Wilayah perdagangan Banten berkembang sampai ke bagian
selatan Pulau Sumatera dan sebagian wilayah Pulau Kalimantan.
2.
Banten
dijadikan sebagai tempat perdagangan internasional yang mempertemukan pedagang
lokal dengan para pedagang asing dari Eropa.
3.
Memajukan
pendidikan dan kebudayaan Islam sehingga banyak murid yang belajar agama Islam
ke Banten.
5.
Melakukan
modernisasi bangunan keraton dengan bantuan arsitektur Lucas Cardeel. Sejumlah
situs bersejarah peninggalan Kerajaan Banten dapat kita saksikan hingga
sekarang di wilayah Pantai Teluk Banten.
6.
Membangun
armada laut untuk melindungi perdagangan. Kekuatan ekonomi Banten didukung oleh
pasukan tempur laut untuk menghadapi serangan dari kerajaan lain di Nusantara
dan serangan pasukan asing dari Eropa.
2.7 Masa
Kemunduran Kerajaan Banten
Kerajaan Banten mengalami
kemunduruan berawal dari perselisihan antara Sultan Ageng dengan putranya,
Sultan Haji atas dasar perebutan kekuasaan. Situasi ini dimanfaatkan oleh VOC
dengan memihak kepada Sultan Haji. Kemudian Sultan Ageng bersama dua putranya
yang lain bernama Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf terpaksa mundur dan pergi ke
arah pedalaman Sunda. Namun, pada 14 Maret 1683 Sultan Ageng berhasil ditangkap
dan ditahan di Batavia. Dilanjutkan pada 14 Desember 1683, Syekh Yusuf juga
berhasil ditawan oleh VOC dan Pangeran purbaya akhirnya menyerahkan diri.
Atas kemenangannya itu, Sultan
Haji memberikan balasan kepada VOC berupa penyerahan Lampung pada tahun 1682.
Kemudian pada 22 Agustus 1682 terdapat surat perjanjian bahwa Hak monopoli
perdagangan lada Lampung jatuh kedatangan VOC. Sultan Haji meninggal pada tahun
1687.
Setelah meninggalnya Sultan Haji,
VOC mulai mencengkramkan pengaruhnya di Kesultanan Banten, sehingga
pengangkatan para Sultan Banten mesti mendapat persetujuan dari Gubernur Jendral Hindia Belanda di Batavia.
Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya diangkat mengantikan Sultan Haji namun hanya
berkuasa sekitar tiga tahun, selanjutnya digantikan oleh saudaranya Pangeran
Adipati dengan gelar Sultan Abul Mahasin
Muhammad Zainul Abidin dan kemudian dikenal juga dengan gelar Kang Sinuhun ing
Nagari Banten.
Perang saudara yang berlangsung di Banten
meninggalkan ketidakstabilan pemerintahan masa berikutnya. Konfik antara
keturunan penguasa Banten maupun gejolak ketidak puasan masyarakat Banten, atas
ikut campurnya VOC dalam urusan Banten. Perlawanan rakyat kembali memuncak pada
masa akhir pemerintahan SultanAbul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin, di
antaranya perlawanan Ratu Bagus Buang dan Kyai Tapa. Akibat konflik yang
berkepanjangan Sultan Banten kembali meminta bantuan VOC dalam meredam beberapa
perlawanan rakyatnya sehingga sejak 1752 Banten telah menjadi vassal dari VOC.
2.8 Informasi
Khusus Mengenai Kerajaan Banten
“PENGHAPUSAN KESULTANAN BANTEN”
Pada tahun 1808 Herman Willem
Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda 1808-1810, memerintahkan pembangunan
Jalan Raya Pos untuk mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris. Daendels
memerintahkan Sultan Banten untuk memindahkan ibu kotanya ke Anyer dan
menyediakan tenaga kerja untuk membangun pelabuhan yang direncanakan akan
dibangun di Ujung Kulon. Sultan menolak perintah Daendels, sebagai jawabannya
Daendels memerintahkan penyerangan atas Banten dan penghancuran Istana
Surosowan. Sultan beserta keluarganya disekap di Puri Intan (Istana Surosowan)
dan kemudian dipenjarakan di Benteng Speelwijk. Sultan Abul Nashar Muhammad
Ishaq Zainulmutaqin kemudian diasingkan dan dibuang ke Batavia. Pada 22
November 1808, Daendels mengumumkan dari markasnya di Serang bahwa wilayah
Kesultanan Banten telah diserap ke dalam wilayah Hindia Belanda.
Kesultanan Banten resmi
dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah kolonial Inggris. Pada tahun itu, Sultan
Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin dilucuti dan dipaksa turun tahta
oleh Thomas Stamford Raffles. Peristiwa ini merupakan pukulan pamungkas yang
mengakhiri riwayat Kesultanan Banten.
2.9 Peninggalan
Kerajaan Banten
Peninggalan
tersebut ada yang masih utuh namun banyak yang tinggal reruntuhannya saja
bahkan tidak sedikit yang berupa fragmen-fragmen kecil. Peninggalan berupa artefak
–artefak kecil yang dikumpulkan dalam penelitian dan penggalian kepurbakalaan
kini telah disimpan di Museum Situs Kepurbakalaan yang terletak di halaman
depan bekas Keraton Surosowan. Peninggalan kepurbakalaan tersebut adalah :
1.
Komplek
Keraton Surosowan
2.
Komplek
Mesjid Agung
3.
Meriam
Ki Amuk
4.
Mesjid
Pacinan Tinggi
5.
Komplek
Keraton Kaibon
7.
Mesjid
Koja
8.
Benteng
Spelwijk
9.
Klenteng
Cina
10. Watu Gilang
11. Makam Kerabat Sultan
12. Mesjid Agung Kenari
13. Benda-benda purbakala di Museum
Banten
14. Danau Kasikardi
15. Pengindelan Emas
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengaruh
besar yang diberikan oleh Islam melalui Kesultanan dan para ulama serta para
mubaligh Islam di Banten seperti yang telah disaksikan sekarang ini,
menunjukkan betapa besar arti Islam dan peranan penyebar-penyebarnya baik
melalui jalur politik, pendidikan, kebudayaan dan ekonomi dimasa lampau.
Peninggalan sejarah yang amat berharga ini nampaknya akan selalu menarik untuk
di teliti dan di kaji terutama di kalangan ahli sejarah dan ilmuwan lainnya. Di
samping karena sejarah pertumbuhan dan perkembangan kesultanan Banten, belum
banyak diteliti secara tuntas, sehingga masih banyak hal-hal penting yang perlu
di kaji dan di pelajari secara mendalam dam menyeluruh.
Banten
sebagai komunitas kutural memang mempunyai kebudayaannya sendiri yang
ditampilkan lewat unsur-unsur kebudayaan. Dilihat dari unsur-unsur kebudayaan
itu, masing-masing unsur berbeda pada tingkat perkembangan dan perubahannya.
Karena itu terhadap unsur-unsur yang niscaya harus berkembang dan bertahan,
harus didorong pula bagi pendukungnya untuk terus menerus belajar (kulturisasi)
dalam pemahaman dan penularan kebudayaan.
3.2 Saran
Dari keberadaanya
Kerajaan Banten di nusantara pada masa yang lalu. Maka kita wajib
mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan dalam sikap dan perilaku
dengan hati yang tulus serta di dorong rasa tanggung jawab yang tinggi untuk
melestarikan dan memelihara budaya nenek moyang kita. Jika kita ikut
berpartisipasi dalam menjamin kelestariannya berarti kita ikut mengangkat
derajat dan jati diri bangsa. Oleh karena itu marilah kita bersama – sama
menjaga dan memelihara peninggalan budaya bangsa yang menjadi kebanggaan kita
semua
DAFTAR PUSTAKA
Untuk kalian yang ingin mendowload versi doc (document) bisa langsung klik dokumen dibawah ini :
Makalah Kerajaan Banten by harvey putra on Scribd
0 Response to "Makalah Kerajaan Banten Terlengkap & Terbaru ( Free Download Document )"
Post a Comment