Makalah Kerajaan Demak Terlengkap & Terbaru
Makalah Kerajaan Demak Terlengkap & Terbaru ( Free Download Document ) |
MAKALAH SEJARAH INDONESIA
“ KERAJAAN DEMAK”
Disusun Oleh :
Harvey Pratama Putra (22)
Kelas :
XI RPL 3
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEKNOLOGI
INFORMASI (SMK TI)
BALI GLOBAL DENPASAR
2018 / 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis
panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Adapun judul makalah yang
penulis ajukan adalah “KERAJAAN DEMAK”
Penulisan makalah ini dimaksudkan
untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia. Dalam
mempersiapkan, menyusun, dan menyelesaikan makalah ini, penulis tidak lepas dari berbagai
kesulitan dan hambatan yang dihadapi.
Penulis menyadari bahwa di dalam
makalah ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan saran, kritik, serta masukannya yang bersifat membangun tentunya
demi perbaikan dan pengembangan di dalam menyusun makalah di masa mendatang.
Denpasar, Juli 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................... i
DAFTAR ISI
........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang............................................................................ 1
1.2 Rumusan
masalah....................................................................... 1
1.3 Tujuan......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Bedirinya Kerajaan Demak
……................................ 2
2.2 Letak Lokasi Kerajaan Demak………..................................... 6
2.3 Perkembangan Islam Pada Masa
Kerajaan Demak................... 8
2.4 Kehidupan Ekonomi dan Sosial
Budaya……............................
10
2.5 Perang Saudara Kerajaan Demak…........................................... 11
2.6 Masa Kejayaan Kerajaan Demak……………………............... 12
2.7 Masa Kemunduran dan Keruntuhan
Kerajaan Demak............. 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................. 13
3.2 Saran........................................................................................... 13
DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kerajaan Demak
adalah kesultanan atau kerajaan islam pertama di pulau jawa. Kerajaan ini
didirikan oleh Raden Patah (1478-1518) pada tahun 1478, Raden patah adalah
bangsawan kerajaan Majapahit yang menjabat sebagai adipati kadipaten Bintara,
Demak. Pamor kesultanan ini didapatkan dari Walisanga, yang terdiri atas
sembila orang ulama besar, pendakwah islam paling awal di pulau jawa.
Letak kerjaan Demak berada di tepi pantai
utara Pulau Jawa. Kerajaan ini sering dikunjungi pedagang-pedagang Islam dan pedagang asing untuk membeli beras,
madu,lilin dan lain-lain. Sampai abad ke 15, Demak di bawah kekuasaan Majapahit.
Akan tetapi setelah Majapahit mundur, Demak berkembang pesat sebagai tempat
penyebaran agama Islam dan tempat perdagangan yang ramai. Sebagai penguasa
pertama adalah Raden Fatah. Selain menjadi penguasa (bupati), Raden Fatah juga
sebagai penyiar agama Islam. Raden Fatah memisahkan diri dari Majapahit sekitar
tahun 1500. Dengan bantuan para wali, Raden Fatah mendirikan kerajaan Islam
yang pertama di Pulau Jawa yaitu kerajaan Demak.
Kerajaan
Demak menjalankan sistem pemerintahan teokrasi, yaitu pemerintahan yang
berdasarkan pada agama Islam. Kerajaan Demak memperluas kekuasaannya dengan
menaklukan kerajaan-kerajaan pesisir Pulau Jawa, seperti Lasem, Tuban, Sedayu,
Gresik, cirebon dan Banten Cepatnya kota demak berkembang
menjadi pusat perniagaan dan lalu lintas serta pusat kegiatan pengislaman tidak
lepas dari andil masjid Agung Demak. Dari sinilah para wali dan raja dari
Kesultanan Demak mengadakan perluasan kekuasaan yang dibarengi oleh kegiatan
dakwah islam ke seluruh Jawa.
1.2 Rumusan
Masalah
1.2.1
Bagaimana
sejarah terbentuknya kerajaan Demak ?
1.2.2
Dimana
letak / lokasi Kerajaan Demak ?
1.2.3
Bagaimana
perkembangan kerajaan Demak ?
1.2.4
Bagaimana
kehidupan politik, sosial budaya, dan ekonomi kerajaan Demak ?
1.2.5
Kenapa
bisa terjadi perang saudara di Kerajaan Demak ?
1.2.6
Bagaimana
masa kejayaan Kerajaan Demak ?
1.2.7
Bagaimana
penyebab keruntuhan kerajaan Demak ?
1.3
Tujuan
1.3.1 Untuk
mengetahui sejarah terbentuknya Kerajaan Demak.
1.3.2 Untuk
mengetahui letak / lokasi Kerajaan Demak.
1.3.3 Untuk
mengetahui perkembangan Kerajaan Demak.
1.3.4 Untuk
mengetahui kehidupan politik, social budaya Kerajaan Demak
1.3.5 Untuk
mengetahui perang saudara Kerajaan Demak.
1.3.6 Untuk
mengetahui masa kejayaan & kemunduran Kerajaan Demak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Bedirinya Kerajaan Demak
Berdirinya kerajaan Demak bermula
dari misi para muballigh dalam mengislamkan jawa yang kemudian terkenal dg
sebutan “ wali songo”. Dalam penyiaran dan perkembangan islam di jawa
selanjutnya, para walisongo memusatkan kegiatannya dengan menjadikan kota demak
sebagai sentral segala sesuatunya. Atas dukungan walisongo tersebut, terutama
atas dasar perintah sunan Ampel, maka raden Patah ditugaskan untuk mengajarkan
agama islam dan membuka pesantren di desa glagah wangi. Tidak lama kemudian,
desa inii banyak dikunjungi orang. Tidak hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan
dan agama, tetapi kemudian menjadi pusat perdagangan dan bahkan menjadi pusat
kerajaan islam pertama di jawa.
Kerajan islam pertama ini
didirikan oleh raden Patah atas restu dan dukungan para walisongo yang
diperkirakan tidak lama setelah keruntuhan kerajaan majapahit ( semasa
pemerintahan prabu brawijaya ke V / kertabumi ) yaitu tahun ± 1478 M .
sinengkelan ( ditandai dengan condro sengkolo ) “ SIRNO ILANG KERTANING BUMI “
. Adapun berdirinya kerajaan demak sinengkelan “ geni mati siniram janmi” yang
artinya tahun soko 1403 / 1481 M.
Sebelum Demak menjadi pusat
kerajaan, dulunya demak merupakan kadipaten di bawah kekuasaan kerajaan
Majapahit ( brawijaya V) . dan sebelum berstatus kadipaten , lebiih dikenal
orang dengan nama “ glagah wangi “. Yang menjadi wilayah kadipaten jepara dan
merupakan satu-satunya kadipaten yang adipatinya memeluk agam islam.
Menurut cerita rakyat, orang tg
pertama kali dijumpai oleh raden patah di glagah wangi adalah nyai lembah yang
bersal dari rawa pening. Atas saran nyai lembah inilah , raden patah bermukim
di desa glagah wangi yang kemudian dinamai “ Bintoro Demak “. Kemudian dalam
perkembangannya dan semakin ramainya masyarakat, akhirnya bintoro menjadi ibu
kota Negara.
Adapun
asal kota Demak , ada beberapa pendapat. Antara lain :
a.
Menurut
prof. purbotjaroko, Demak berasal dari kata Delemak. Yang artinya tanah yang
mengandung air ( rawa)
b.
Menurut
sholichin salam dalam bukunya “ sekitar walisongo “ menyatakan bahwa prof.
Dr.Hamka berpendapat , kota Demak adalah berasal dari bahasa arab “ Dimak” yg
artinya air mata . menggambarkan kesulitan dalam menegakkan agam islam pada
waktu itu.
c.
Menurut
prof. R.M. Sutjipto Wiryosuparto, Demak berasal dari bahasa kawi yang artinya
pegangan atau pemberian.
2.2 Letak
Lokasi Kerajaan Demak
Dari hasil penilitian IAIN
walisongo jawa tengah tahun 1974 M tentang bahan-bahan sejarah islam di jawa
tengah bagian utara, telah dilaporkan bahwa ada beberapa pendapat mengenai
letak kesultanan ( istana kerajaan ) Demak, yaitu ;
·
Pertama : bahwa bekas kesultanan Demak
itu tidak ada. Dengan keterangan bahwa raden Patah mulai menyebarkan agama
islam di Demak adalah semata-mata untuk kepentingan agama islam. Pendirian
masjid Demak bersama para walisongo merupakan lambing kesultanan demak. Adapun
tempat kediaman rade Patah bukan berupa istana yang megah, tetapi sebuah rumah
biasa yg letaknya diperkirakn sekitar stasiun Kereta APi sekarang, tempat itu
dinamakan “Rowobatok “
·
Kedua : bahwa pada umumnya letak
masjid tidak terlalu jauh dari istana. Diperkirakan letak kraton Demak berada
ditempat yang sekarang didirikan Lembaga Pemasyarakatan ( sebelah timur
alun-alun) . dengan alas an bahwa pada zaman colonial ada unsur kesengajaan
menghilangkan bekas kraton . pendapat ini didasarkan atas adanya nama-nama
perkampungan yang mempunyai latar belakang historis. Seperti nama : sitihingkil
( setinggil) , betengan , pungkuran, sampangan dan jogoloyo.
·
Ketiga : bahwa letak kraton
berhadap-hadapan dengan masjid agung demak, menyebrangi sungai dengan ditandai
oleh adanya dua pohon pinang. Kedua pohon pinang tersebut masih ada dan
diantara kedua pohon itu terdapat makam kiyai GUNDUK.. menurut kepercayaan
masyarakat setempat , yang ditanam itu sesungguhnya berupa tombak ( pusaka).
2.3 Perkembangan
Islam Pada Masa Kerajaan Demak
Kerajaan Demak yang secara
geografis terletak di Jawa Tengah dengan pusat pemerintahannya di daerah
Bintoro di muara sungai yang dikelilingi oleh daerah rawa yang luas dikelilingi
peraiaran laut Muria.Bintoro yang menjadi pusat kerajaan Demak yang terletak
antara bergola dan jepara, dimana bergola adalah sebuah pelabuhan yang penting
pada masa Kerajaan Mataram ( Wangsa Syailendra ), sedangkan Jepara akhirnya
berkembang menjadi pelabuhan yang penting bagi kerajaan Demak. Kehidupan
politik lokasi kerajaan Demak yang strategis untuk perdagangan nasional, karena
menghubungkan perdagangan antara Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian
Timur, serta keadaan Majapahit yag sudah hancur, maka Demak berkembang menjadi
kerajaan besar di pulau Jawa, dan memiliki peranan penting dalam rangka
penyebaran agama islam, khususnya di pulau Jawa, karena Demak berhasil
menggantikan peran Malaka, setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis 1511.
2.4 Kehidupan
Ekonomi dan Sosial Budaya
Kehidupan Ekonomi kerajaan Demak,
karena Demak terletak di wilayah yang sangat strategis yaitu di jalur perdagangan
nusantara memungkinkan Demak berkembang menjadi kerajaan maritim. Dalam
kegiatan perdagangannya, Demak berperan sebagai penghubung daerah penghasil
rempah-rempah di wilayah Indonesia
bagian timur dan penghasil rempah-rempah di Indonesia bagian barat.
Dengan demikian perdagangan di Demak semakin berkembang. Dan hal in juga
didukung oleh pengusaan Demak terhadap pelabuhan-pelabuhan di daerah pesisir
pantai pulau Jawa. Sebagai kerajaan islam yang memiliki wilayah di pedalaman,
maka Demak juga memperhatikan masalah pertanian, sehingga beras merupakan salah
satu hasil pertanian yang menjadi komoditi dagang. Dengan demikian, kegiatan
perdagangannya di tunjang oleh hasil pertanian, yang mengakibatkan Demak
memperoleh keuntungan dibidang ekonomi.
Kehidupan sosial dan budaya
masyarakat Demak lebih berdasarkan pada
agama dan budaya islam, karena pada dasarnya Demak adalah pusat penyebaran
Islam pertama di pulau Jawa. Sebagai pusat penyebaran Islam, Demak menjadi tempat
berkumpulnya para wali seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan
Sunan Bonang. Para wali tersebut memiliki peranan yang penting pada masa
perkembangan kerajaan Demak, seperti yang dilakukan oleh Sunan Kudus yang
memberi nasihat kepada Raden Patah untuk membuat siasat[1][1][1] menghancurkan
kekuatan potugis dan membuat pertahanan yang kuat di Indonesia. Dengan demikian
terjalin hubungan yang erat antara raja/ bangsawan, para wali/ulama dengan
rakyat. Hubungan yang erat tersebut, tercipta melalui pembinaan masyarakat yang
diselenggarakan di Masjid maupun di Pondok Pesantren, sehingga tercipta
kebersamaan atau Ukhuwah Islamiah ( Persaudaraan di antara orang- orang Islam )
Demikian pula di bidang budaya,
banyak hal yang menarik yang merupaka peninggalan dari kerajaan Demak.Salah
satunya adalah Masjid Demak, dimana salah satu tiang utamanya terbuat dari
pecahan- pecahan kayu yang disebut dengan soko Tatal. Masjid Demak dibangun
atas pimpinan Sunan Kalijaga. Di serambi depan Majid ( pendopo ) itulah Sunan
Kalijaga menciptakan dasar- dasar perayaan Sekaten (Maulud Nabi Muhammad SAW)
yang sampai sekarang masih berlangsung di Yogyakarta dan Cirebon. Hal tersebut
menunjukan adanya akulturasi kebudayaan Hindu dengan kebudayaan Islam.
Setelah Demak berkuasa kurang
lebih setengah abad, ada beberapa hasil peradaban Demak yang sampai saat ini
masih dapat dirasakan. Misalnya :
·
Sultan
Demak, Senopati Jimbun pernah menyusun suatu himpunan undang-undang dan
peraturan di bidang pelaksanaan hukum. Namanya : Salokantara, sebagai kitab hukum,
maka di dalamnya antara lain menerangkan tentang pemimpin keagamaan yang pernah
menjadi hakim. Mereka disebut dharmahyaksa dan kertopapatti.
·
Gelar
pengulu ( kepala ), juga sudah dipakai disana, yang sudah dipakai Imam di
Masjid Demak. Hal in juga terkait dengan orang yang terpenting disana, yaitu
nama Sunan Kalijaga. Kata Kali berasal dari bahasa Arab Qadli, walaupun hal itu
juga dikaitkan dengan nama sebuah sungai kecil, Kalijaga di Cirebon. Ternyata
istilah Qadli, pada masa-masa selanjutnya dipakai oleh imam-imam masjid.
·
Bertambahnya
bangunan-bangunan militer di Demak dan ibukota lainnya di Jawa pada abad XVI.
·
Peranan
penting Masjid Demak sebagai pusat peribadatan Kerajaan Islam pertama di Jawa.
Dengan Masjid, umat Islam di Jawa daapt mengadakan hubungan dengan pusat-pusat
Islam Internasional di luar negeri ( di Tanah Suci, maka dengan kekhalifahan
Ustmaniyah di Turki )
·
Munculnya
kesenian, seperti wayang orang, wayang topeng, gamelan, tembang macapat,
pembuatan keris, dan hikayat-hikayat Jawa yang dipandang sebagai penemuan para
wali yang sezaman dengan Kerajaan Demak.
·
Perkembangan
sastra Jawa yang terpusat di bandar-bandar pantai utara dan pantai timur Jawa
yang mungkin sebelumnya tidak di islami, maupun pada masa-masa selanjutnaya
“diislamkan”.
Kemajuan Kerajaan Demak dalam
berbagai bidang tidak bisa dilepaskan dari peran serta Islam dalam menyusun dan
membentuk fondasi Kemasyarakatan Demak yang lebih Unggul, disamping itu peran
serta para pemimpin dan para Wali juga turut membantu kejayaan Kerajaan Demak.
2.5 Perang
Saudara Kerajaan Demak
Perang saudara ini berawal dari
meninggalnya anak sulung Raden Patah yaitu Adipati Unus yang manjadi putra
mahkota. Akhirnya terjadi perebutan kekuasaan antara anak-anak dari Raden
Patah. Persaingan ketat anatara Sultan Trenggana dan Pangeran Seda Lepen
(Kikin). Akhirnya kerajaan Demak mampu dipimpin oleh Trenggana dengan menyuruh
anaknya yaitu Prawoto untuk membunuh pangeran Seda Lepen. Dan akhirnya sultan
Trenggana manjadi sultan kedua di Demak. Pada masa kekuasaan Sultan Trenggana
(1521-1546), Demak mencapai puncak keemasan dengan luasnya daerah kekuasaan
dari Jawa Barat sampai Jawa timur. Hasil dari pemerintahannya adalah Demak
memiliki benteng bawahan di barat yaitu di Cirebon. Tapi kesultanan Cirebon
akhirnya tidak tunduk setelah Demak berubah menjadi kesultanan pajang.
Sultan Trenggana meninggalkan dua
orang putra dan empat putri. Anak pertama perempuan dan menikah dengan Pangeran
Langgar, anak kedua laki-laki, yaitu sunan prawoto, anak yang ketiga perempuan,
menikah dengan pangeran kalinyamat, anak yang keempat perempuan, menikah dengan
pangeran dari Cirebon, anak yang kelima perempuan, menikah dengan Jaka Tingkir,
dan anak yang terakhir adalah Pangeran Timur. Arya Penangsang Jipang telah
dihasut oleh Sunan Kudus untuk membalas kematian dari ayahnya, Raden Kikin atau
Pangeran Sedo Lepen pada saat perebutan kekuasaan. Dengan membunuh Sunan
Prawoto, Arya Penangsang bisa menguasai Demak dan bisa menjadi raja Demak yang
berdaulat penuh. Pada tahun 1546 setelah wafatnya Sultan Trenggana secara
mendadak, anaknya yaitu Sunan Prawoto naik tahta dan menjadi raja ke-3 di
Demak. Mendengar hal tersebut Arya Penangsang langsung menggerakan pasukannya
untuk menyerang Demak. Pada masa itu posisi Demak sedang kosong armada.
Armadanya sedang dikirim ke Indonesia timur. Maka dengan mudahnya Arya
Penangsang membumi hanguskan Demak. Yang tersisa hanyalah masjid Demak dan
Klenteng. Dalam pertempuran ini tentara Demak terdesak dan mengungsi ke
Semarang, tetapi masih bisa dikejar. Sunan prawoto gugur dalam pertempuran ini.
Dengan gugurnya Sunan Prawoto, belum menyelesaikan masalah keluarga ini. Masih
ada seseorang lagi yang kelak akan membawa Demak pindah ke Pajang, Jaka
Tingkir. Jaka Tingir adalah anak dari Ki Ageng Pengging bupati di wilayah
Majapahit di daerah Surakarta.
Dalam babad tanah jawi, Arya
Penangsang berhasil membunuh Sunan Prawoto dan Pangeran Kalinyamat, sehingga
tersisa Jaka Tingkir. Dengan kematian kalinyamat, maka janda dari pangeran
kalinyamat membuat saembara. Siapa saja yang bisa membunuh Arya Penangsang,
maka dia akan mendapatkan aku dan harta bendaku. Begitulah sekiranya tutur kata
dari Nyi Ratu Kalinyamat. Mendengar hal tersebut Jaka Tingkir menyanggupinya,
karena beliau juga adik ipar dari Pangeran Kalinyamat dan Sunan Prawoto. Jaka
Tingkir dibantu oleh Ki Ageng Panjawi dan Ki Ageng Pamanahan. Akhirnya Arya
Panangsang dapat ditumbangkan dan sebagai hadiahnya Ki Ageng Panjawi
mendapatkan hadiah tanah pati, dan Ki Ageng Pamanahan mendapat tanah mataram.
2.6 Masa
Kejayaan Kerajaan Demak
Demak mengalami masa kejayaan
pada pemerintahan Sultan Trenggono (1521-1526), yakni raja ketiga setelah Pati
Unus. Sultan Trenggono merupakan anak dari Raden Patah yang tidak lain adik
Pati Unus. Pada masa pemerintahannya, Demak menguasai Sunda Kelapa dari
Pajajaran serta menghalau para tentara Portugis yang mendarat disana (1527),
Tuban (1527), Surabaya dan Pasuruan (1527), Madiun (1529), Malang (1945), dan
dan Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1527, 1546).
Kemudian pada tahun 1546 Sultan Trenggono meninggal dalam sebuah pertempuran
menaklukkan Pasuruan.
2.7 Masa
Kemunduran dan Keruntuhan Kerajaan Demak
Pemerintahan Raden Patah kira-kira
berlangsung di akhir abad ke-15 hingga awal abad ke 16. Tatkala perjuangan
Raden Patah melawan Portugis belum selesai, pada tahun 1518 beliau wafat, dan
digantikan oleh puteranaya, Adipati Unus ( Pangeran Sebrang Lor ). Dikenal
denagan nama tersebut, karena dia pernah dia menyebrang ke utara untuk
menyerang Portugis yang ada disebelah utara( Malaka ). Disamping itu, dikenal
dengan nama Cu Cu Sumangsang atau Aria Penangsang. Namun sayang, dia hanya
memerintah selam tiga tahun sehingga usahanya sebagai negarawan tidak banyak
diceritakan. Konon, dia mempunyai armada laut yang terdiri dari 40 kapal juang
yang berasal dari daerah-daerah taklukan, terutama yang diperoleh dari Jepara.
Sebagai penggantinya adalah
Sultan Trenggono/ Tranggana, saudara Adipati Unus. Dia memerintah tahun
1512-1546. Tatkala memerintah, kerajaan telah diperluas ke barat dan ke hulu
Sungai Brantas atau pada saat ini dikenal dengan kota Malang. Sebagai lambang
kebesaran Islam, Masjid Demak pun dibangun kembali.
Dengan gambaran tersebut diatas,
perjuanagan Pangeran Trenggono tidak kalah oleh para pendahulunya. Adapun
orang-orang Portugis di Malaka, dirasanaya sebagai ancaman dan bahaya.Untuk
menggempur langsung dia belum sanggup. Namun demikian, dia berusaha perluasan
daerah-daerah yang dikuasai oleh Portugis yang telah berhasil menguasai pula
daerah pase di Sumatra Utara. Seorang ulam terkemuka dari pase Faittahilah yang
sempat melarikan diri dari kepungan orang Portugis, di terima oleh Trenggono.
Fattahilah pun dikawinkan dengan adiknya. Ternyata Fattahilah dapat menghalangi
kemajuan orang-orang Portugis dengan merebut kunci-kunci perdagangan Kerajaan
Pejajaran di Jawa Barat yang belum masuk Islam, yaitu Banten dan Cirebon.
Sementara itu, Trenggono sendiri berhasil menaklukan Mataram dipedalaman Jawa
Tengah dan juga Singasari Jawa Timur bagian selatan. Pasuruan dan Panukuan
dapat bertahan, sedangkan Blambangan menjadi bagian Kerajaan Bali yang tetap
Hindu. Dalam usahanya untuk menyerang Pasuruan pada tahun 1546, Trenggono
Wafat. Dengan wafatnya Sultan Trenggono, timbulah pertengkaran yang maha hebat
di Demak tentang siapa yang menggantikannya.
Setelah Sultan Trenggono wafat
muncul kekacauan dan pertempuran antara para calon pengganti Raja. Konon, ibukota
Demak pun hancur karenanya. Para calon pengganti raja yang bertikai itu adalah
anak Trenggono, Sunan Prawoto dan Arya Penangsang anak dari Pangeran Sekar Ing
Seda Lepen, adik tiri sultan trenggono yang dibunuh oleh Sunan Prawoto ketika
membantu ayahnya merebut tahta Demak. Arya penangsang dengan dukungan dari gurunya Sunan Kudus untuk merebut takhta
Demak, mengirim anak buahnya yang bernama Rangkud untuk membalas kematian
ayahnya.
Pada tahun 1549 menurut Babad
Tanah Jawi, pada suatu malam Rangkud berhasil menyusup ke dalam kamar tidur
Sunan Prawoto. Sunan mengakui kesalahannya telah membunuh Pangeran Seda Lepen.
Ia rela dihukum mati asalkan keluarganya diampuni. Menurut Babad Tanah Jawi,
pada suatu malam Rangkud berhasil menyusup ke dalam kamar tidur Sunan Prawoto.
Sunan mengakui kesalahannya telah membunuh Pangeran Seda Lepen. Ia rela dihukum
mati asalkan keluarganya diampuni Rangkud setuju. Ia lalu menikam dada Sunan
Prawoto yang pasrah tanpa perlawanan sampai tembus. Ternyata istri Sunan sedang
berlindung di balik punggungnya. Akibatnya ia pun tewas pula. Melihat istrinya
meninggal, Sunan Prawoto marah dan sempat membunuh Rangkud dengan sisa-sisa
tenaganya.
Arya Penangsang juga membunuh
adipati Jepara yang sangat besar pengaruhnya, istri adipati Jepara, Ratu
Kalinyamat mengangakat senjata dan dibantu oleh adipati yang lain untuk melawan
Arya Penangsang. Salah satunya adalah Hadiwijaya ( Jaka Tingkir ), menantu
Sultan Trenggono yang berkuasa di Pajang ( Boyolali ). Akhirnya, Joko Tingkir
dapat membuuh Arya Penangsang. Pada tahun 1586, Keraton Demak pun dipindah ke
Pajang.
Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan
penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh-tokoh penting Demak saat
menyerang Blambangan yang eks-Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak
sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya.
Sebuah pelajaran dari sejarah cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan
dan persatuan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kerajaan
Demak berdiri tahun 1500. Raja pertama Kerajaan Demak adalah Raden Fatah, yang
bergelar Sultan Alam Akbar Al-Fatah. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Demak
berkembang dengan pesat. Dapat berkembang dengan pesat karena memiliki daerah
pertanian yang luas sebagai penghasilan bahan makanan, terutama beras. Selain
itu, Kemajuan yang dialami Demak ini dipengaruhi oleh jatuhnya Malaka ke tangan
Portugis. Kerajaan Demak tumbuh sebagai pusat perdagangan, Demak juga tumbuh
menjadi pusat penyebaran agama Islam. Para wali adalah penyebar agama Islam di
Demak. Mereka memanfaatkan posisinya untuk lebih menyebarkan Islam kepada
penduduk Jawa.
Wafatnya Sultan
Trenggana (1546) menyebabkan kemunduran Kerajaan Demak. Terjadi perebutan
kekuasaan antara Pangeran Prawato (putra Sultan Trenggana) dengan Aria
Panangsang (keturunan Sekar Sedo Lepen (adik Sultan Trenggana)). Dalam
perebutan kekuasaan itu, Aria Panangsang membunuh Pangeran Prawoto dan
putranya, Pangeran Hadiri. Ratu Kalinyamat dan Aria Pangiri memohon bantuan
kepada Adiwijaya di Pajang. Dalam pertempuran itu, Adiwijaya berhasil membunuh
Aria Panangsang. Setelah itu, Adiwijaya memindahkan ibu kota Kerajaan Demak ke
Pajang pada tahun 1568. Peristiwa ini menjadi akhir dari Kerajaan Demak.
3.2
Saran
Dari keberadaanya
Kerajaan Demak di nusantara pada masa yang lalu. Maka kita wajib mensyukurinya.
Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan dalam sikap dan perilaku dengan hati
yang tulus serta di dorong rasa tanggung jawab yang tinggi untuk melestarikan
dan memelihara budaya nenek moyang kita. Jika kita ikut berpartisipasi dalam
menjamin kelestariannya berarti kita ikut mengangkat derajat dan jati diri
bangsa. Oleh karena itu marilah kita bersama – sama menjaga dan memelihara
peninggalan budaya bangsa yang menjadi kebanggaan kita semua
DAFTAR PUSTAKA
Sejarah Indonesia Penulis M.
Habib Mustopo dkk Penerbit Yudhistira
Indonesian History Penulis Nana
Supriatna Penerbit Grafindo Media Pratama
Untuk kalian yang ingin mendowload versi doc (document) bisa langsung klik dokumen dibawah ini :
Makalah Kerajaan Demak by harvey putra on Scribd
0 Response to "Makalah Kerajaan Demak Terlengkap & Terbaru ( Free Download Document )"
Post a Comment