Makalah Kerajaan Samudra Pasai Terlengkap & Terbaru
Makalah Kerajaan Samudra Pasai Terlengkap & Terbaru ( Free Download Document ) |
MAKALAH SEJARAH INDONESIA
“ KERAJAAN SAMUDRA PASAI”
Disusun Oleh :
Harvey Pratama Putra (22)
Kelas :
XI RPL 3
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEKNOLOGI
INFORMASI (SMK TI)
BALI GLOBAL DENPASAR
2018 / 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis
panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Adapun judul makalah yang
penulis ajukan adalah “KERAJAAN SAMUDRA
PASAI”
Penulisan makalah ini dimaksudkan
untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia. Dalam
mempersiapkan, menyusun, dan menyelesaikan makalah ini, penulis tidak lepas dari berbagai
kesulitan dan hambatan yang dihadapi.
Penulis menyadari bahwa di dalam
makalah ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan saran, kritik, serta masukannya yang bersifat membangun tentunya
demi perbaikan dan pengembangan di dalam menyusun makalah di masa mendatang.
Denpasar, Juli 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI
..........................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang............................................................................ 1
1.2 Rumusan
masalah....................................................................... 1
1.3 Tujuan......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Bedirinya Kerajaan
Samudra Pasai ............................... 2
2.2 Perkembangan Kerajaan Samudra
Pasai.................................... 6
2.3 Raja – Raja Kerajaan Samudra
Pasai........................................... 8
2.4 Masa Kejayaan Kerajaan Samudra
Pasai……..............................
10
2.5 Masa Kemunduran Kerajaan Samudra
Pasai................................
11
2.6 Peninggalan – Peninggalan
Kerajaan Samudra Pasai................
12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................. 13
3.2 Saran........................................................................................... 13
DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Setelah
kedatangan Islam, terjadi proses penyebaran yang begitu luas. Akibatnya tumbuh
dan berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam dikepulauan Indonesia. Kerajaan Islam
tersebut tumbuh dan berkembang di daerah Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku,
Sulawesi, dan Kalimantan.
Kerajaan
islam di Sumatra yang dimulai dari berita awal abad ke-16 dari Tome Pires dalam
Sume Oriental (1512-1515) mengatakan bahwa Sumatra, terutama disepanjang
pesisir selat Malaka dan pesisir barat Sumatra telah banyak kerajaan islam baik
yang besar maupun yang kecil. Kerajaan-kerajaan tersebut adalah Aceh, Bican,
Lambri, Pedir, Pirada, Pase, Aru, Arcat, Rupat, Siak, Kampar, Tongakal,
Indragiri, Jambi, Palembang, Andalas, Pariaman, Minangkabau, Tiku, Panchur, dan
Barus.
Kerajaan-kerajaan
tersebut ada yang tengah mengalami perkembangan bahkan ada yang sedang
mengalami keruntuhan karena pergeseran politik satu dengan lainnya. Berdasarkan
sumber sejarah lainnya bahkan data arkeologis ada kerajaan Islam yang sudah
tumbuh sejak dua abad sebelum kehadiran Tome Pires, yaitu Kerajaan Islam
Samudra Pasai. Tumbuhnya kerajaan Islam Samudra Pasai tidak dapat dipisahkan
dari letak geografisnya yang senantiasa tersentuh pelayaran dan perdagangan
internasional melalui Selat Malaka yang sudah ada sejak abad-abad pertama
Masehi. Sejak abad ke-7 dan ke-8 Masehi para pedagang muslim dari Arabia, Persi
(Iran), dan dari negeri-negeri Tmur Tengah mulai memegang peranan penting. Dari
latar belakang inilah akan dibahas lebih jauh mengenai kerajaan islam kedua di
Indonesia yang sangat memiliki pengaruh terhadap kerajaan islam lainnya di
Nusantara.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimana
Awal masuk Islam di Kerajaan Samudra Pasai?
1.2.2
Seperti
apa Proses berkembangnya Kerajaan Samudra Pasai di segala bidang?
1.2.3
Siapa
saja Raja- raja yang berpengaruh di Kerajaan Samudra Pasai?
1.2.4
Bagaimana
keadaan Puncak kejayaan Kerajaan Samudra Pasai?
1.2.5
Faktor
apa yang mempengaruhi Kemunduran Kerajaan Samudra Pasai?
1.2.6
Apa
saja Peninggalan dari Kerajaan Samudra Pasai?
1.3
Tujuan
1.3.1
Untuk mengetahui sejarah tentang Kerajaan
Samudra Pasai.
1.3.2
Untuk
mengetahui perkembangan Kerajaan Samudra Pasai.
1.3.3
Untuk
mengetahui raja – raja Kerajaan Samudra Pasai.
1.3.4
Untuk
mengetahui masa kejayaan Kerajaan Samudra Pasai.
1.3.5
Untuk
mengetahui masa kemunduran Kerajaan Samudra Pasai.
1.3.6
Untuk
mengetahui peninggalan – peninggalan Kerajaan Samudra Pasai.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Bedirinya Kerajaan
Samudra Pasai
Kedatangan
Islam di berbagai daerah Indonesia tidaklah bersamaan. Sekitar abad ke-7 dan 8,
Selat Malaka sudah mulai dilalui oleh pedagang-pedagang Muslim dalam
pelayarannya ke negeri-negeri di Asia Tenggara dan Asia Timur. Berdasarkan
berita Cina zaman T’ang, pada abad-abad tersebut diduga masyarakat Muslim telah
ada, baik di Kanton maupun di daerah Sumatera.
Di
Sumatera, daerah yang pertama kali disinggahi oleh orang-orang Islam adalah
pesisir Samudera. Penyebabnya terdiri dari para mubaligh dan saudagar Islam
yang datang dari Arab, Mesir, Persia dan Gujarat. Para saudagar ini banyak
dijumpai di beberapa pelabuhan di Sumatera yaitu di Barus yang terletak di
pesisir Barat Sumatera, Lamuri di pesisir Timur Sumatera dan di pesisir lainnya
seperti di Perlak,yaitu sekitar tahun
674 Masehi.
Kehadiran
agama Islam di Pasai mendapat tanggapan yang cukup berarti di kalangan
masyarakat. Di Pasai agama Islam tidak hanya diterima oleh lapisan masyarakat
pedesaan atau pedalaman malainkan juga merambah lapisan masyarakat perkotaan.
Dalam perkembangan selanjutnya, berdirilah kerajaan Samudera Pasai.
Samudera
Pasai didirikan oleh Nizamudin Al-Kamil pada tahun 1267. Nizamudin Al-Kamil
adalah seorang laksmana angkatan laut dari Mesir sewaktu dinasti Fatimiyah
berkuasa. Ia ditugaskan untuk merebut pelabuhan Kambayat di Gujarat pada tahun
1238 M. Setelah itu, ia mendirikan kerajaan Pasai untuk menguasai perdagangan
Lada. Dinasti Fatimiyah merupakan dinasti yang beraliran paham Syiah, maka bisa
dianggap bahwa pada waktu itu Kerajaan Pasai juga berpaham Syiah. Akan tetapi,
pada saat ada ekspansi ke daerah Sampar Kanan dan Sampar Kiri sang laksamana
Nizamudin Al-Kamil gugur.
Setelah
keruntuhan dinasti Fatimiyah yang beraliran Syiah pada tahun 1284, dinasti
Mamuluk yang bermadzhab Syafi’I berinisiatif mengambil alih kekuasaan Kerajaan
Pasai. Selain untuk menghilangkan pengaruh Syiah, penaklukan ini juga bertujuan
untuk menguasai pasar rempah-rempah dan lada dan pelabuhan Pasai. Maka, Syekh Ismail
bersama Fakir Muhammad menunaikan tugas tersebut. Mereka akhirnya dapat merebut
Pasai. Selanjutnya dinobatkanlah Marah Silu sebagai raja Samudera Pasai yang
pertama oleh Syekh Ismail. Setelah Marah Silu memeluk Islam dan dinobatkan
menjadi raja, dia diberi gelar “Malikus Saleh” pada tahun 1285. Nama ini adalah
gelar yang dipakai oleh pembangunan kerajaan Mamuluk yang pertama di Mesir
yaitu “Al Malikus Shaleh Ayub”.
Ada
kisah-kisah menarik yang diterangkan dalam Hikayat Raja Pasai seputar Marah
Silu. Kisah-kisah ini nyaris di luar nalar dan beraroma mistis. Seperti adanya
sabda Rasulullah yang menaubatkan berdirinya kerajaan Samudera Pasai ataupun
kisah Merah Silu yang tanpa diajari siapapun mampu membaca Al Quran 30 juz
dengan sempurna. Terlepas dari itu, Malik As Saleh kemudian berpindah paham,
dari Syiah menjadi paham Syafi’i. Maka aliran paham di Kerajaan Samudera Pasai
yang semula Syiah berubah menjadi paham Syafi’I yang sunni.
2.2
Perkembangan Kerajaan Samudra
Pasai
Dengan timbulnya Kerajaan Samudra Pasai maka
Kesultanan Perlak mengalami kemunduran. Samudra Pasai tampil sebagai bandar
dagang utama di pantai timur Sumatra Utara. Samudra Pasai tidak hanya menjadi
pusat perdagangan lada ketika itu, tetapi juga sebagai pusat pengembangan agama
Islam bermazhab Syafi’i.
Pada masa
pemerintahan Sultan Malik Al Saleh berkembanglah agama Islam mazhab Syafi’i.
Awalnya Sultan Malik Al Saleh merupakan pemeluk Syi’ah yang di bawa dari
pedagang-pedagang Gujarat yang datang ke Indonesia pada abad 12. Pedagang-pedagang
Gujarat bersama-sama pedagang Arab dan Persia menetap di situ dan mendirikan
kerajaan-kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu Kerajaan Perlak di muara
Sungai Perlak dan Kerajaan Samudra Pasai di muara Sungai Pasai.
Namun
kemudian Sultan Malik Al Saleh berpindah menjadi memeluk Islam bermazhab
Syafi’i atas bujukan Syekh Ismail yang merupakan utusan Dinasti Mameluk di
Mesir yang beraliran mazhab Syafi’i. Pada masa pemerintahan Sultan Malik Al
Saleh juga Samudra Pasai mendapat kunjungan dari Marco Polo.
·
Kehidupan Politik
Raja pertama samudra pasai
sekaligus pendiri kerajaan adalah Marah silu bergelar sultan Malik al Saleh,
dan memerintah antara tahun 1285-1297. Pada masa pemerintahan Sultan Malik Al
Saleh, kerajaan tersebut telah memiliki lembaga Negara yang teratur dengan
angkatan perang laut dan darat yang kuat, meskipun demikian, secara politik
kerajaan Samudra Pasai masih berada dibawah kekuasaan Majapahit. Pada tahun
1295, Sulthan malik al saleh menunjuk anaknya sebagai raja, yang kemudian
dikenal dengan Sultan Malik Al Zahir I (1297-1326), Pada masa pemerintahannya
samudra pasai berhasail menaklukkan kerajaan islam Perlak.
Setelah sultan Malik Al Zahir I
mangkat, Pimpinan kerajaan diserahkan kepada Sultan ahmad laikudzahir yang
bergelar Sulthan Malik Al Zahir II (1326-1348)
·
Kehidupan Ekonomi
Karena letak geografisnya yang
strategis, ini mendukung kreativitas mayarakat untuk terjun langsung ke dunia
maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar – bandar yang digunakan
untuk:
a. Menambah perbekalan untuk
pelayaran selanjutnya
b.Mengurus soal – soal atau masalah – masalah
perkapalan
c. Mengumpulkan barang – barang
dagangan yang akan dikirim ke luar negeri
d.Menyimpan barang – barang dagangan sebelum diantar
ke beberapa daerah di Indonesia
Tahun
1350 M merupakan masa puncak kebesaran kerajaan Majapahit, masa itu juga
merupakan masa kebesaran Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan Samudera Pasai juga
berhubungan langsung dengan Kerajaan Cina sebagai siasat untuk mengamankan diri
dari ancaman Kerajaan Siam yang daerahnya meliputi Jazirah Malaka.
Perkembangan
ekonomi masyarakat Kerajaan Samudera Pasai bertambah pesat, sehingga selalu
menjadi perhatian sekaligus incaran dari kerajaan – kerajaan di sekitarnya.
Setelah Samudera Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka maka pusat perdagangan
dipindahkan ke Bandar Malaka.
·
Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat
Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan – aturan dan okum – okum Islam.
Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan kehidupan sosial masyarakat
di negeri Mesir maupun di Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh
mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah.
2.3
Raja – Raja Kerajaan Samudra
Pasai
Kerajaan
Samudra Pasai ini merupakan kerajaan islam kedua sesudah Perlak. Sumber-sumber sejarah
mengenai kerajaan ini jauh lebih lengkap dibandingkan dengan kerajaan pertama.
Disamping Hikayat, berita-berita luar negeri, kerajaan ini juga meninggalkan
peninggalan arkeologis berupa prasasti yang dapat menjadi saksi utama mengenai
telah berdirinya kerajaan ini.
Menurut
buku Daliman, Pendiri kerajaan Samudra Pasai adalah Sultan Malik Al Shaleh. Hal
ini diketahui dengan pasti dari prasasti yang terdapat dari batu nisan makamnya
yang menyatakan bahwa sultan Malik Al Shaleh ini meninggal pada bulan Ramadhan
676 tahun sesudah hijrah Nabi atau 1297, jadi 5 tahun sesudah kunjungan
Marcopolo ke negeri ini dalam perjalanannya pulang dari Cina.
Tradisi
dari hikayat raja-raja Pasai menceritakan asal-usul Sultan Malik Al-Saleh.
Sebelum menjadi raja dan bergelar Sultan, raja ini semula adalah seorang marah
dan bernama Marahsilu. Ayah Marahsilu bernama Marah Gajah dan ibunya adalah
Putri Betung. Putri Betung mempunyai rambut pirang di kepalanya. Ketika rambut
pirang itu dibantun oleh Marah Gajah keluarlah darah putih. Setelah darah putih
itu berhenti mengalir, maka menghilanglah Putri Betung. Peristiwa itu didengar
oleh ayah angkat Putri Betung ialah Raja Muhammad. Raja Muhammad karena marah
segera mengerahkan orang-orangnya untuk mencari dan menangkap Marah Gajah.
Marah Gajah yang takut karena kehilangan Putri Betung menyingkir dan meminta
perlindungan dari ayah angkatnya pula yang bernama Raja Ahmad. Ternyata Raja
Muhammad dan Raja Ahmad adalah dua orang bersaudara. Tetapi karena peristiwa
Putri Betung d atas, maka kedua orang bersaudara itu akhirnya berperang. Keduanya tewas dan Marah Gajah
sendiri juga tewas terbunuh dalam peperangan. Putri Betung meninggalkan dua
orang putra yaitu Marah Sum dan Marah Silu, mereka berdua meninggalkan tempat
kediamannya dan mulai hidup mengembara. Marah Sum kemudian menjadi raja Biruen.
Sedang Marah Silu akhirnya dapat merebut rimba Jirun dan menjadi raja di situ.
Marah Slu mendirikan istana kerajaannya di atas bukit yang banyak didiami oleh
semut besar yang oleh rakyat di sekitarnya disebut Semut Dara (Samudra). Itulah
sebabnya maka negara itu kemudian dinamakan negara Samudra.
Semula
Marah Silu adalah penganut agama Islam aliran Syi’ah. Seperti kita ketahui
bahwa agama Islam yang berpengaruh di pantai timur Sumatra Utara pada waktu itu
adalah agama Islam aliran Syi’ah.
Untuk
melenyapkan pengaruh Syi’ah dan untuk kemudian mengembangkan Islam mahzab
Syafi’i di pantai timur Sumatra Utara, maka Dinasti Mameluk di Mesir yang
beraliranmahzab Syafi’i pada 1254 mengirimkan Syekh Ismail ke pantai timur
Sumatra Utara bersama Fakir Muhammad, bekas ulama di pantai barat India. Di
Samudra Pasai, Syekh Ismail berhasil menemui Marah Silu dan berhasil pula
membujukknya untk memeluk agama Islam mahzab Syafi’i kemudian Syekh Ismail
menobatkan Marah Silu sebagai Sultan pertama di kerajaan Samudra Pasai dan
bergelar Sultan Malik Al-Saleh. Pengikut Marah Silu yang bernama Sri Kaya dan
Bawa Kaya ikut juga masuk mahzab Syafi’i dan berganti nama pula menjadi Sidi
Ali Khiauddin dan Sidi Ali Hassanuddin.
Penobatan
Marah Silu sebagai Sultan pertama di Samudra Pasai oleh Syekh Ismail ini
didasarkan atas beberapa pertimbangan. Setelah Sultan Malik Al Saleh meninggal
pada 1297 ia digantikan oleh putranya, Sultan Muhammad, yang lebih terkenal
dengan Sultan Malik Al Tahir yang memerintah sampai tahun 1326. Kemudian ia
digantikan oleh Sultan Ahmad Bahian Syah Malik Al Tahir dan pada masa
pemerintahan beliau Samudra Pasai juga mendapat kunjungan dari Ibnu Batutah.
Ibnu Battutah adalah seorang dari Afrika Utara yang bekerja pada Sultan Delhi
di India. Ia mengunjungi Samudra Pasai dalam rangka singgah ketika melakukan
perjalanannya ke Cina sebagai utusan Sultan Delhi. Dalam catatan-catatan Ibnu
Batutah kita dapat mengetahui bagaimana
peranan Samudra Pasai ketika perkembangannya. Sebagai bandar utama perdagangan
di pantai timur Sumatra Utara, Samudra Pasai banyak didatangi oleh kapal-kapal
dari India, Cina, dan dari daerah-daerah lain di Indonesia. Di bandar tersebut
kapal-kapal saling bertemu, transit, membongkar serta memuat barang-barang
dagangannya.
Dalam sistem pemerintahanannya,
Samudra Pasai mengadopsi dari India dan Persia. Keraton dan Istana Kerajaan
Samudra Pasai dibangun bergaya arsitektur India. Pengaruh Persia dapat terlihat
dari gelar-gelar yang digunakan oleh pemerintahan kerajaan. Raja sendiri
menggunakan gelar syah, sedang patihnya yang mendampingi raja bergelar amir,
bahkan di antara pembesar-pembesar kerajaan terdapat pula orang Persia.
2.4
Masa Kejayaan Kerajaan Samudra
Pasai
Puncak
Kejayaan Samudra Pasai Puncak kejayaan kerajaan samudra pasai ini ditandai
dengan adanya perkembangan dibidang-bidang kehidupan kerajaan Samudra pasai,
seperti ;
·
Di bidang perekonomian dan
perdagangan
Dalam segi ekonomi perkembangan
kerajaan Samudra Pasai ini ditandai dengan sudah adanya mata uang yang
diciptakan sendiri untuk alat pembayaran yang terbuat dari emas, uang ini
dinamakan Dirham. Selain itu, ditandai juga dengan berkembangnya Kerajaan
Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan internasional pada masa pemerintahan
Sultan Malikul Dhahir, dengan lada sebagai salah satu komoditas ekspor utama.
Saat itu Pasai diperkirakan mengekspor lada sekitar 8.000- 10.000 bahara setiap
tahunnya, selain komoditas lain seperti sutra, kapur barus, dan emas yang
didatangkan dari daerah pedalaman. Bukan hanya perdagangan ekspor-impor yang
maju. Sebagai bandar dagang yang maju. Hubungan dagang dengan pedagang-pedagang
Pulau Jawa juga terjalin. Produksi beras dari Jawa ditukar dengan lada.
Pedagang -pedagang Jawa mendapat kedudukan yang istimewa di pelabuhan Samudera
Pasai. Mereka dibebaskan dari pembayaran cukai.
·
Di bidang sosial dan budaya
Kehidupan sosial masyarakat
Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan–aturan dan hukum – hukum Islam.
Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan kehidupan sosial
masyarakat di negeri Mesir maupun di Arab. Karena persamaan inilah sehingga
daerah Aceh mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah. Kerajaan Samudera Pasai
berkembang sebagai penghasil karya tulis yang baik. Beberapa orang berhasil
memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam untuk menulis karya mereka
dalam bahasa Melayu, yang kemudian disebut dengan bahasa Jawi dan hurufnya
disebut Arab Jawi. Di antara karya tulis tersebut adalah Hikayat Raja Pasai
(HRP). Bagian awal teks ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360 M. HRP
menandai dimulainya perkembangan sastra Melayu klasik di bumi nusantara. Bahasa
Melayu tersebut kemudian juga digunakan oleh Syaikh Abdurrauf al-Singkili untuk
menuliskan buku-bukunya. Selain itu juga berkembang ilmu tasawuf yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu.
·
Di bidang agama
Sesuai dengan berita dari Ibn
Battutah tentang kehadiran ahli-ahli agama dari Timur Tengah, telah berperan
penting dalam proses perkembangan Islam di Nusantara. Berdasarkan hal itu pula,
diceritakan bahwa Sultan Samudra Pasai begitu taat dalam menjalankan agama
Islam sesuai dengan Mahzab Syafi'I dan ia selalu di kelilingi oleh ahli-ahli
teologi Islam. Dengan raja yang telah beragama Islam, maka rakyat pun memeluk
Islam untuk menunjukan kesetiaan dan kepatuhannya kepada sang raja. Karena
wilayah kekuasaan Samudra Pasai yang cukup luas, sehingga penyebaran agama
Islam di wilayah Asia Tenggara menjadi luas.
·
Di bidang politik
Pada masa pemerintahan Sultan
Malik as-Shalih telah terjalin hubungan baik dengan Cina. Diberitakan bahwa
Cina telah meminta agar Raja Pasai untuk mengirimkan dua orang untuk dijadikan
duta untuk Cina yang bernama Sulaeman dan Snams-ad-Din. Selain dengan Cina,
Kerajaan Samudra Pasai juga menjalin hubungan baik dengan negeri-negeri Timur
Tengah. Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Malik az-Zahir, ahli agama mulai
dari berbagai negeri di Timur Tengah salah satunya dari Persi (Iran) yang
bernama Qadi Sharif Amir Sayyid dan Taj-al-Din dari Isfahan. Hubungan persahatan
Kerajaan Samudra Pasai juga terjalin dengan Malaka bahkan mengikat hubungan
perkawinan.
2.5
Masa Kemunduran Kerajaan Samudra
Pasai
Masa kemunduran Kerajaan Samudra
Pasai di bagai menjadi 2 faktor, yaitu :
·
Faktor Interen Kemunduran Kerajaan Samudra Pasai
o
Tidak Ada Pengganti yang Cakap dan Terkenal Setelah Sultan Malik At Thahrir
Kerajaan Samudera Pasai mencapai
puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Malik At Tahrir, sistem
pemerintahan Samudera Pasai sudah teratur baik, Samudera Pasai menjadi pusat
perdagangan internasional. Pedagang-pedagang dari Asia, Afrika, China, dan
Eropa berdatangan ke Samudera Pasai. Hubungan dagang dengan pedagang-pedagang
Pulau Jawa juga terjalin erat. Produksi beras dari Jawa ditukar dengan lada.
Setelah Sultan Malik At Tahrir
wafat tidak ada penggantinya yang cakap dalam meminmpin kerajaan Samudra Pasai
dan terkenal, sehingga peran penyebaran agama Islam diambil alih oleh kerajaan
Aceh.
Kerajaan Samudera Pasai semakin
lemah ketika di Aceh berdiri satu lagi kerajaan yang mulai merintis menjadi
sebuah peradaban yang besar dan maju. Pemerintahan baru tersebut yakni Kerajaan
Aceh Darussalam yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah. Kesultanan Aceh
Darussalam sendiri dibangun di atas puing-puing kerajaan-kerajaan yang pernah
ada di Aceh pada masa pra Islam, seperti Kerajaan Indra Purba, Kerajaan Indra
Purwa, Kerajaan Indra Patra, dan Kerajaan Indrapura. Pada 1524, Kerajaan Aceh
Darussalam di bawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah menyerang Kesultanan
Samudera Pasai. Akibatnya, pamor kebesaran Kerajaan Samudera Pasai semakin
meredup sebelum benar-benar runtuh. Sejak saat itu, Kesultanan Samudera Pasai
berada di bawah kendali kuasa Kesultanan Aceh Darussalam.
o
Terjadi Perebutan kekuasaan
Pada tahun 1349 Sultan Ahmad
Bahian Syah malik al Tahir meninggal dunia dan digantikan putranya yang bernama
Sultan Zainal Abidin Bahian Syah Malik al-Tahir. Bagaimana pemerintahan Sultan
Zainal Abidin ini tidak banyak diketahui. Rupanya menjelang akhir abad ke-14
Samudra Pasai banyak diliputi suasana kekacauan karenaa terjadinya perebutan
kekuasaan, sebagai dapat diungkap dari berita-berita Cina.
Beberapa faktor yang menyebabkan
runtuhnya kerajaan Samudra Pasai, yaitu pemberontakan yang dilakukan sekelompok
orang yang ingin memberontak kepada pemerintahan kerajaan Samudra Pasai. Karena pemberontakan ini, menyebabkan
beberapa pertikaian di Kerajaan Samudra Pasai. Sehingga terjadilah perang
saudara yang membuat pertumpahan darah yang sia-sia.
Untuk mengatasi hal ini, Sultan
Kerajaan Samudra Pasai waktu itu melakukan sesuatu hal yang bijak, yaitu
meminta bantuan kepada Sultan Malaka untuk segera menengahi dan meredam
pemberontakan. Namun Kesultanan Pasai sendiri akhirnya runtuh setelah
ditaklukkan oleh Portugal tahun1521 yang sebelumnya telah menaklukan Malaka
tahun 1511, dan kemudian tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi bagian dari
kedaulatan Kesultanan Aceh.
·
Faktor Eksteren kemunduran
Kerajaan Samudra Pasai
o
Serangan dari Majapahit Tahun
1339
Kejayaan Kerajaan Samudera Pasai
mulai mengalami ancaman dari Kerajaan Majapahit dengan Gajah Mada sebagai
mahapatih. Gajah Mada diangkat sebagai patih di Kahuripan pada periode
1319-1321 Masehi oleh Raja Majapahit yang kala itu dijabat oleh Jayanegara.
Pada 1331, Gajah Mada naik pangkat menjadi Mahapatih ketika Majapahit dipimpin
oleh Ratu Tribuana Tunggadewi. Ketika pelantikan Gajah Mada menjadi Mahapatih
Majapahit inilah keluar ucapannya yang disebut dengan Sumpah Palapa, yaitu
bahwa Gajah Mada tidak akan menikmati buah palapa sebelum seluruh Nusantara
berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Mahapatih Gajah Mada rupanya
sedikit terusik mendengar kabar tentang kebesaran Kerajaan Samudera Pasai di
seberang lautan sana. Majapahit khawatir akan pesatnya kemajuan Kerajaan
Samudera Pasai. Oleh karena itu kemudian Gajah Mada mempersiapkan rencana
penyerangan Majapahit untuk menaklukkan Samudera Pasai. Desas-desus tentang
serangan tentara Majapahit, yang menganut agama Hindu Syiwa, terhadap kerajaan
Islam Samudera Pasai santer terdengar di kalangan rakyat di Aceh. Ekspedisi
Pamalayu armada perang Kerajaan Majapahit di bawah komando Mahapatih Gajah Mada
memulai aksinya pada 1350 dengan beberapa tahapan.
Serangan awal yang dilakukan
Majapahit di perbatasan Perlak mengalami kegagalan karena lokasi itu dikawal
ketat oleh tentara Kesultanan Samudera Pasai. Namun, Gajah Mada tidak
membatalkan serangannya. Ia mundur ke laut dan mencari tempat lapang di pantai
timur yang tidak terjaga. Di Sungai Gajah, Gajah Mada mendaratkan pasukannya
dan mendirikan benteng di atas bukit, yang hingga sekarang dikenal dengan nama
Bukit Meutan atau Bukit Gajah Mada.
Gajah Mada menjalankan siasat
serangan dua jurusan, yaitu dari jurusan laut dan jurusan darat. Serangan lewat
laut dilancarkan terhadap pesisir di Lhokseumawe dan Jambu Air. Sedangkan
penyerbuan melalui jalan darat dilakukan lewat Paya Gajah yang terletak di
antara Perlak dan Pedawa. Serangan dari darat tersebut ternyata mengalami
kegagalan karena dihadang oleh tentara Kesultanan Samudera Pasai. Sementara
serangan yang dilakukan lewat jalur laut justru dapat mencapai istana.
Selain alasan faktor politis,
serangan Majapahit ke Samudera Pasai dipicu juga karena faktor kepentingan
ekonomi. Kemajuan perdagangan dan kemakmuran rakyat Kerajaaan Samudera Pasai
telah membuat Gajah Mada berkeinginan untuk dapat menguasai kejayaan itu.
Ekspansi Majapahit dalam rangka menguasai wilayah Samudera Pasai telah
dilakukan berulangkali dan Kesultanan Samudera Pasai pun masih mampu bertahan
sebelum akhirnya perlahan-lahan mulai surut seiring semakin menguatnya pengaruh
Majapahit di Selat Malaka.
Hingga menjelang abad ke-16,
Kerajaan Samudera Pasai masih dapat mempertahankan peranannya sebagai bandar
yang mempunyai kegiatan perdagangan dengan luar negeri. Para ahli sejarah yang
menumpahkan minatnya pada perkembangan ekonomi mencatat bahwa Kerajaan Samudera
Pasai pernah menempati kedudukan sebagai sentrum kegiatan dagang internasional
di nusantara semenjak peranan Kedah berhasil dipatahkan.
Namun, kemudian peranan Kerajaan
Samudera Pasai yang sebelumnya sangat penting dalam arus perdagangan di kawasan
Asia Tenggara dan dunia mengalami kemerosotan dengan munculnya bandar
perdagangan Malaka di Semenanjung Melayu Bandar Malaka segera menjadi primadona
dalam bidang perdagangan dan mulai menggeser kedudukan Pasai. Tidak lama
setelah Malaka dibangun, kota itu dalam waktu yang singkat segera dibanjiri
perantau-perantau dari Jawa.
Akibat kemajuan pesat yang
diperoleh Malaka tersebut, posisi dan peranan Kerajaan Samudera Pasai kian lama
semakin tersudut, nyaris seluruh kegiatan perniagaannya menjadi kendor dan
akhirnya benar-benar patah di tangan Malaka sejak tahun 1450. Apalagi ditambah
kedatangan Portugis yang berambisi menguasai perdagangan di Semenanjung Melayu.
Orang-orang Portugis yang pada 1521 berhasil menduduki Kesultanan Samudera
Pasai.
o Berdirinya
Bandar Malaka yang Letaknya Lebih Strategis
Tercatat,
selama abad 13 sampai awal abad 16, Samudera Pasai dikenal sebagai salah satu
kota di wilayah Selat Malaka dengan bandar pelabuhan yang sangat sibuk. Pasai
menjadi pusat perdagangan internasional dengan lada sebagai salah satu
komoditas ekspor utama.
Letak
geografis kerajaan samudera pasai terletak di Pantai Timur Pulau Sumatera
bagian utara berdekatan dengan jalur pelayaran internasional (Selat Malaka).
Letak Kerajaan Samudera Pasai yang strategis, mendukung kreativitas mayarakat
untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan
bandar - bandar yang digunakan untuk:
1.
Menambah
perbekalan pelayaran selanjutnya
2.
Mengurus
masalah – masalah perkapalan
3.
Mengumpulkan
barang – barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri
4.
Menyimpan
barang – barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia.
Namun Setelah kerajaan Samudra
Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar
Malaka. Dengan beralihnya pusat
perdagangan ke Bandar Malaka maka perekonomian di Bandar Malaka menjadi ramai
karena letaknya yang lebih strategis dibanding bandar-bandar di Samudra Pasai.
o
Serangan Portugis
Orang-orang Portugis memanfaatkan
keadaan kerajaan Samudra Pasai yang sedang lemah ini karena adanya berbagai
perpecahan (kemungkinan karena politik / kekuasaan) dengan menyerang kerajaan
Samudra Pasai hingga akhirnya kerajaan Samudra Pasai runtuh. Sebelumnya memang
orang-orang Portugis telah menaklukan kerajaan Malaka, yang merupakan kerajaan
yang sering membantu kerajaan Samudra Pasai dan menjalin hubungan dengan
kerajaan Samudra Pasai.
Orang-orang Portugis datang ke
Malaka, karena telah mengetahui bahwa pelabuhan Malaka merupakan pelabuhan
transito yang banyak didatangi pedagang dari segala penjuru angin. Malaka
dikenal sebagai pintu gerbang Nusantara. Julukan itu diberikan mengingat
peranannya sebagai jalan lalu lintas bagi pedagang-pedagang asing yang hendak
masuk dan keluar pelabuhan-pelabuhan Indonesia. Malaka pada akhir abad ke-15
dikunjungi oleh para saudagar yang datang dari Arab, India, Asia Tenggara dan
saudagar-saudagar Indonesia. Hal ini sangat menarik perhatian orang-orang
Portugis.
Maksud Portugis untuk menduduki
Malaka adalah untuk menguasai perdagangan melalui selat Malaka.Kedatangan
orang-orang Portugis di bawah pimpinan Diego Lopez de Squeira ke Malaka atas
perintah raja Portugis, bertujuan untuk membuat perjanjian-perjanjian dengan
penguasa-penguasa di Malaka. Perjanjian-perjanjian ini dimaksudkan untuk
memperoleh suatu izin perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Jadi
semboyan orang-orang Portugis untuk meluaskan daerah pengaruhnya tidak hanya
bermotif penyebaran agama akan tetapi terutama motif ekonomi.
2.6
Peninggalan – Peninggalan
Kerajaan Samudra Pasai
o Peninggalan
Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudera Pasai diyakini
pernah berjaya dibuktikan dengan beberapa peninggalan dari kerajaan tersebut.
Sayangnya, kerajaan Samudra Pasai tidak banyak meninggalkan batu prasasti
sebagai peninggalan bersejarah. Hal tersebut dikarenakan kurangnya perhatian
masyarakat dan pemerintah setempat terhadap bukti- bukti peninggalan sejarah.
Peneliti independen dari pusat informasi Samudra Pasai Heritage Lhouksemawe,
Taqiyuddin mengungkapkan benda peninggalan bersejarah Kerajaan Samudera Pasai
tersebar di hampir seluruh wilayah Aceh, khususnya Aceh Utara. Namun, sampai
saat ini belum ada upaya untuk menggali dan meneliti peninggalan bersejarah
tersebut. Umumnya peninggalan bersejarah Samudera Pasai berupa nisan
bertuliskan kaligrafi arab gundul yang khas. (Mohamad Burhanuddin,2011).
Sekelompok minoritas kreatif
berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam, untuk menulis
karya mereka dalam bahasa Melayu.
Inilah yang kemudian disebut
sebagai bahasa Jawi, dan hurufnya disebut Arab Jawi. Di antara karya tulis
tersebut adalah Hikayat Raja Pasai (HRP). Bagian awal teks ini diperkirakan
ditulis sekitar tahun 1360 M. Hikayat Raja Pasai ini dapatlah dibagi menjadi
tiga bagian yaitu mengenai asal usul pembukaan negeri-negeri Pasai dan
Samudera, pengislaman Merah Silau dan kejatuhan kerajaan Pasai ke Majapahit.
Hikayat Raja Pasai ini juga berisi
kisah-kisah mitos seperti kelahiran Puteri Buluh Betung, mitos pembukaan
negeri Samudera (semut besar), silsilah
raja-raja Majapahit dan legenda tokoh-tokoh Tun Beraim Bapa, Sultan
Ahmad dan Sultan Malikul Saleh yang seharusnya dipercayai dalam wujud realiti sejarah Samudera-Pasai. HRP menandai
dimulainya perkembangan sastra Melayu klasik di bumi nusantara.
Sejalan dengan itu, juga
berkembang ilmu tasawuf. Di antara buku tasawuf yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Melayu adalah Durru al-Manzum,
karya Maulana Abu Ishak. Kitab ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
Melayu oleh Makhdum Patakan, atas permintaan dari Sultan Malaka. Informasi di
atas mencerminkan sekelumit peran yang telah dimainkan oleh Samudra Pasai dalam
posisinya sebagai pusat pertumbuhan Islam di Asia Tenggarapada masa itu.
Samudera Pasai merupakan pusat
perniagaan penting di kawasan itu, dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai
negeri, seperti Cina, India, Siam, Arab dan Persia. Komoditas utama adalah
lada. Sebagai bandar perdagangan yang besar, Samudera Pasai mengeluarkan mata
uang emas yang disebut dirham. Uang ini digunakan secara resmi di kerajaan
tersebut. Uang dirham juga menjadi peninggalan
kerajaan Samudra Pasai yang menandakan kekuatan ekonomi pada saat itu. Pada satu sisi dirham atau mata uang emas itu
tertulis; Muhammad Malik Al-Zahir. Sedangkan di sisi lainnya tercetak nama
Al-Sultan Al-Adil. Diameter Dirham itu sekitar 10 mm dengan berat 0,60 gram
dengan kadar emas 18 karat.
Di samping sebagai pusat
perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam. Banyak makam – makam para pemimpin kerajaan
Samudra Pasai yang merupakan bukti nyata
adanya kerajaan Samudra
Pasai. Beberapa makam
terseut adalah :
a. Makam
Sultan Malik AL-Saleh
Makam Malik Al-Saleh terletak di
Desa Beuringin, Kecamatan Samudera, sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe.
Nisan makam sang sultan ditulisi huruf Arab.
b. Makam
Sultan Maulana Al Zhahir
Malik Al-Zahir adalah putera
Malik Al- Saleh, Dia memimpin Samudera Pasai sejak 1287 hingga 1326 M. Pada
nisan makamnya yang terletak bersebelahan dengan makam Malik Al-Saleh, tertulis
kalimat; Ini adalah makam yang dimuliakan Sultan Malik Al-Zahir, cahaya dunia
dan agama. Al-Zahir meninggal pada 12 Zulhijjah 726 H atau 9 November 1326.
c. Makam
Nahriyah
Nahrisyah adalah seorang ratu
dari Kerajaan Samudera Pasai yang memegang pucuk pimpinan tahun 1416-1428 M.
Ratu Nahrisyah dikenal arif dan bijak. Ia bertahta dengan sifat keibuan dan
penuh kasih sayang. Harkat dan martabat perempuan begitu mulia pada masanya
sehingga banyak yang menjadi penyiar agama pada masa tersebut. Makamnya
terletak di Gampông Kuta Krueng, Kecamatan Samudera ± 18 km sebelah timur Kota
Lhokseumawe, tidak jauh dari Makam Malikussaleh . Surat Yasin dengan kaligrafi
yang indah terpahat dengan lengkap pada nisannya. Tercantum pula ayat Qursi,
Surat Ali Imran ayat 18 19, Surat Al-Baqarah ayat 285 286, dan sebuah
penjelasan dalam aksara Arab yang artinya, “Inilah makam yang suci, Ratu yang
mulia almarhumah Nahrisyah yang digelar dari bangsa chadiu bin Sultan Haidar
Ibnu Said Ibnu Zainal Ibnu Sultan Ahmad Ibnu Sultan Muhammad Ibnu Sultan
Malikussaleh, mangkat pada Senin 17 Zulhijjah 831 H” (1428 M).
d. Makam
Teungku Sidi Abdullah Tajul Nillah
Teungku Sidi Abdullah Tajul Milah
berasal dari Dinasti Abbasiyah dan merupakan cicit dari khalifah Al-Muntasir
yang meninggalkan negerinya ( Irak ) karena diserang oleh tentara Mongolia.
Beliau berangkat dari Delhi menuju Samudera Pasai dan mangkat di Pasai tahun
1407 M. Ia adalah pemangku jabatan Menteri Keuangan. Makamnya terletak di
sebelah timur Kota Lhokseumawe. Batu nisannya terbuat dari marmer berhiaskan
ukiran kaligrafi, ayat Qursi yang ditulis melingkar pada pinggiran nisan.
Sedangkan di bagian atasnya tertera kalimat Bismillah serta surat At-Taubah
ayat 21-22.
e. Makam
Naina Hasanuddin
Naina Hasamuddin wafat pada bulan
Syawal 823 H ( 1420 M ). Makam beliau terletak di Gampong Mns. Pie Kecamatan
Samudera kabupaten Aceh Utara , dalam komplek makam terdapat 12 batu pusara.
Situs makam ini berhiaskan ornamen dan kaligrafi ayat Kursi di atas batu
pualam, ditambah dengan sepotong sajak berbahasa Parsi berisikan petuah mati
bagi yang hidup, Sajak tersebut ditulis penyair Iran Syech Muslim Al-Din Sa’di
(1193-1292) yang diterjemahkan oleh sejarawan Ibrahim Alfian: Tiada terhitung
bilangan tahun melintasi bumi, Laksana mata air mengalir dan semilir angin
lalu, Bila kehidupan hanyalah separangkat kumpulan hari-hari manusia, Mengapa
penyinggah bumi ini menjadi angkuh? Oh, sahabat! Jika kau lewat makam seorang
musuh, Janganlah bersuka cita, sebab hal yang sama jua akan menimpamu, Wahai
yang bercelik mata dengan kesombongan, Debu-debu akan merasuki tulang belulang
Laksana pupur cetak memasuki kotak penyimpanannya. Barangsiapa menyombongkan
diri dengan hiasan bajunya, Esok hari jasadnya yang terkubur hanya tinggal
menguap.
Dunia sarat persaingan dan
sedikit kasih sayang, Ketika tersadar ia terkapar tanpa daya. Demikianlah
sesungguhnya jasad yang kau lihat terbujur berkalang tanah Barang siapa
memenuhi peristiwa penting ini dari kehidupannya nanti, Kemanakah ia harus
menghindar? Tak ada yang mampu memberi pertolongan, kecuali amal shaleh. Saidi
bernaung dibawah bayang Allah yang maha pemurah Yaa Rabbi, janganlah siksa
hambamu-Mu yang malang dan tak berdaya ini Dosa senantiasa berasal dari kami,
sedang engkau penuh limpahan belas kasih.
f.
Makam Perdana Menteri
Situs ini disebut juga Makam
Teungku Yacob. Beliau adalah seorang Perdana Menteri pada zaman Kerajaan
Samudera Pasai sehingga makamnya digelar Makam Perdana Menteri. Beliau mangkat
pada bulan Muharram 630 H (Augustus 1252 M). Di lokasi ini terdapat 8 buah batu
pusara dengan luas pertapakan 8 x 15 m. Nisannya bertuliskan kaligrafi indah
surat Al-Ma’aarij ayat 18-23 dan surat Yasin ayat 78-81.
g. Makam
Teungku Peuet Ploh Peuet
h. Makam
Said Syarif
i.
Makam Teungku Diboih
Makam Teungku Di Iboih adalah
milik Maulana Abdurrahman Al-Fasi. Sebagian arkeolog berpendapat bahwa makam
ini lebih tua daripada makam Malikussaleh. Makam ini terletak di Gampông
Mancang, Kecamatan Samudera ± 16 km sebelah Timur Kota Lhokseumawe. Batu
nisannya dihiasi dengan kaligrafi yang indah terdiri dari ayat Qursi, surat Ali
Imran ayat 18, dan surat At-Taubah ayat 21-22.
j.
Makam Batte
Makam ini merupakan situs
peninggalan sejarah Kerajaan Samudera Pasai. Tokoh utama yang dimakamkan pada
Situs Batee Balee ini adalah Tuhan Perbu yang mangkat tahun 1444 M.
Lokasi di desa Meucat Kecamatan Samudera ± sebelah
Timur Kot Lhokseumawe. Diantara nisan-nisan tersebut ada yang bertuliskan
kaligrafi yang indah yang terdiri dari surat Yasin, Surat Ali Imran, Surat
Al’Araaf, Surat Al-Jaatsiyah dan Surat Al-Hasyr.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerajaan
Samudra Pasai muncul pada abad ke 13 Masehi ketika Kerajaan Sriwijaya hancur.
Kota Kerajaan di sebut Pasai, sekarang ini letaknya di Desa Beuringen Kec.
Samudera Geudong Kab. Aceh Utara Provinsi Aceh. Wilayah Kekuasaan Kesultanan
Pase (Pasai) pada masa kejayaannya sekitar abad ke 14 terletak di daerah yang
diapit oleh dua sungai besar di pantai Utara Aceh, yaitu sungai Peusangan dan
sungai Jambo Aye, jelasnya Kerajaan Samudra Pasai adalah daerah aliran sungai
yang hulunya berasal jauh ke pedalaman daratan tinggi Gayo Kab.
Aceh
Tengah daerah yang pertama kali disinggahi oleh orang-orang Islam adalah
pesisir Samudera. Penyebabnya terdiri dari para mubaligh dan saudagar Islam
yang datang dari Arab, Mesir, Persia dan Gujarat. Para saudagar ini banyak
dijumpai di beberapa pelabuhan di Sumatera yaitu di Barus yang terletak di
pesisir Barat Sumatera, Lamuri di pesisir Timur Sumatera dan di pesisir lainnya
seperti di Perlak,yaitu sekitar tahun
674 Masehi.
Kehadiran
agama Islam di Pasai mendapat tanggapan yang cukup berarti di kalangan
masyarakat. Di Pasai agama Islam tidak hanya diterima oleh lapisan masyarakat
pedesaan atau pedalaman malainkan juga merambah lapisan masyarakat perkotaan.
3.2 Saran
Dari
keberadaanya kerajaan samudera pasai di wilayah nusantara pada masa yang lalu.
Maka kita wajib mensyukurinya. Maka kita harus mengetahui tentang awal
berdirinya suatu kerajaan dengan mengusung corak agama islam yang seperti kita
tahu bahwa islam menjadi negara mayoritas didunia. Kita bisa belajar tentang
bagaimana suatu kerajaan dalam memulai suatu pemerintahan hingga mencapai
puncak kejayaan yang memerlukan waktu yang sangat lama. Kita bisa mengambil
pelajaran dari peristiwa tersebut untuk kehidupan yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Untuk kalian yang ingin mendowload versi doc (document) bisa langsung klik dokumen dibawah ini :
Makalah Kerajaan Samudra Pasai by harvey putra on Scribd
0 Response to "Makalah Kerajaan Samudra Pasai Terlengkap & Terbaru ( Free Download Document )"
Post a Comment