Makalah Kerajaan Makassar ( Gowa Tallo )
Terlengkap & Terbaru
Makalah Kerajaan Makassar ( Gowa Tallo ) Terlengkap & Terbaru |
MAKALAH SEJARAH INDONESIA
“ KERAJAAN MAKASSAR”
Disusun Oleh :
Harvey Pratama Putra (22)
Kelas :
XI RPL 3
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEKNOLOGI
INFORMASI (SMK TI)
BALI GLOBAL DENPASAR
2018 / 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis
panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Adapun judul makalah yang
penulis ajukan adalah “KERAJAAN MAKASSAR”
Penulisan makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia. Dalam
mempersiapkan, menyusun, dan menyelesaikan makalah ini, penulis tidak lepas dari berbagai
kesulitan dan hambatan yang dihadapi.
Penulis menyadari bahwa
di dalam makalah ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan saran, kritik, serta masukannya yang bersifat membangun
tentunya demi perbaikan dan pengembangan di dalam menyusun makalah di masa
mendatang.
Denpasar, Juli 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2
Rumusan
masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Berdirinya Kerajaan
Makassar
2.2
Letak
Kerajaan Makassar
2.3
Tokoh
– Tokoh Kerajaan Makassar
2.4
Aspek
Kehidupan Masyarakat Kerajaan Makassar
2.5
Masa
Kejayaan Kerajaan Makassar
2.6
Masa
Kemunduran Kerajaan Makassar
2.7 Peninggalan – Peninggalan Kerajaan
Makassar
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kerajaan
Makassar sebenarnya terdiri atas 2 kerajaan yakni kerajaan Gowa dan Tallo yang membentuk persekutuan pada tahun 1528,
sehingga melahirkan suatu kerajaan yang lebih dikenal dengan sebutan kerajaan
Makasar. Nama Makasar sebenarnya adalah ibukota dari kerajaan Gowa dan sekarang
masih digunakan sebagai nama ibukota propinsi Sulawesi Selatan
Kesultanan
Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar dan paling
sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan ini
berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat
Sulawesi. Wilayah kerajaan ini sekarang berada di bawah Kabupaten Gowa dan
beberapa bagian daerah sekitarnya. Kerajaan ini memiliki raja yang paling
terkenal bergelar Sultan Hasanuddin, yang saat itu melakukan peperangan yang
dikenal dengan Perang Makassar (1666-1669) terhadap VOC yang dibantu oleh
Kerajaan Bone yang dikuasai oleh satu wangsa Suku Bugis dengan rajanya Arung
Palakka. Perang Makassar bukanlah perang antarsuku karena pihak Gowa memiliki
sekutu dari kalangan Bugis; demikian pula pihak Belanda-Bone memiliki sekutu
orang Makassar. Perang Makassar adalah perang terbesar VOC yang pernah
dilakukannya di abad ke-17.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimana
Sejarah Berdirinya Kerajaan Makassar ?
1.2.2
Dimana
Letak Kerajaan Makassar?
1.2.3
Siapa
Saja Tokoh – Tokoh Kerajaan Makassar ?
1.2.4
Bagaimana
Aspek Kehidupan Masyarakat Kerajaan Makassar ?
1.2.5
Kapan
Masa Kejayaan & Kemunduran Kerajaan Makassar ?
1.2.6
Apa
Saja Peninggalan Kerajaan Makassar ?
1.3
Tujuan
1.3.1
Untuk
mengetahui dimana letak Kerajaan Makassar.
1.3.2
Untuk
mengetahui bagaimana sejarah Kerajaan Makassar
1.3.3
Untuk
mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Makassar.
1.3.4
Untuk
mengetahui aspek kehidupan masyarakat Kerajaan Makassar.
1.3.5
Untuk
mengetahui masa kejayaan & kemunduran Kerajaan Makassar.
1.3.6
Untuk
mengetahui apa saja peninggalan Kerajaan Makassar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Berdirinya Kerajaan Makassar
Pada awalnya di daerah Gowa
terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan nama Bate Salapang (Sembilan
Bendera), yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa: Tombolo, Lakiung,
Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Melalui
berbagai cara, baik damai maupun paksaan, komunitas lainnya bergabung untuk
membentuk Kerajaan Gowa. Cerita dari pendahulu di Gowa dimulai oleh Tumanurung
sebagai pendiri Istana Gowa, tetapi tradisi Makassar lain menyebutkan empat
orang yang mendahului datangnya Tumanurung, dua orang pertama adalah Batara
Guru dan saudaranya.
Kesultanan Gowa adalah salah satu
kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan.
Rakyat dari kerajaan ini berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung
selatan dan pesisir barat Sulawesi. Wilayah kerajaan ini sekarang berada di
bawah Kabupaten Gowa dan beberapa bagian daerah sekitarnya. Kerajaan ini
memiliki raja yang paling terkenal bergelar Sultan Hasanuddin, yang saat itu
melakukan peperangan yang dikenal dengan Perang Makassar (1666-1669) terhadap
VOC yang dibantu oleh Kerajaan Bone yang dikuasai oleh satu wangsa Suku Bugis
dengan rajanya Arung Palakka. Perang Makassar bukanlah perang antarsuku karena
pihak Gowa memiliki sekutu dari kalangan Bugis; demikian pula pihak
Belanda-Bone memiliki sekutu orang Makassar. Perang Makassar adalah perang
terbesar VOC yang pernah dilakukannya di abad ke-17.
2.2 Letak
Kerajaan Makassar
Kerajaan Gowa dan Tallo lebih
dikenal dengan sebutan Kerajaan Makassar. Kerajaan ini terletak di daerah
Sulawesi Selatan. Makassar sebenarnya adalah ibukota Gowa yang dulu disebut
sebagai Ujung pandang. Secara geografis Sulawesi Selatan memiliki posisi yang
penting, karena dekat dengan jalur pelayaran perdagangan Nusantara. Bahkan
daerah Makassar menjadi pusat persinggahan para pedagang, baik yang berasal
dari Indonesia bagian timur maupun para pedagang yang berasal dari daerah
Indonesia bagian barat. Dengan letak seperti ini mengakibatkan Kerajaan
Makassar berkembang menjadi kerajaan besar dan
berkuasa atas jalur perdagangan Nusantara.
2.3 Tokoh
– Tokoh Kerajaan Makassar
Sultan Alauddin dengan nama asli
Karaeng Ma’towaya Tumamenanga ri Agamanna. Ia merupakan Raja Gowa Tallo yang pertama
kali memeluk agama islam yang memerintah dari tahun 1591 – 1638. dibantu oleh
Daeng Manrabia (Raja Tallo) bergelar Sultan Abdullah.
Sultan Hasanuddin (lahir di
Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1631 – meninggal di Makassar, Sulawesi
Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun) adalah Raja Gowa ke-16 dan pahlawan
nasional Indonesia yang terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng
Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Setelah memeluk agama Islam, ia mendapat
tambahan gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih
dikenal dengan Sultan Hasanuddin saja. Karena keberaniannya, ia dijuluki De
Haantjes van Het Oosten oleh Belanda yang artinya Ayam Jantan/Jago dari Benua Timur. Ia
dimakamkan di Katangka, Makassar.
2.4 Aspek
Kehidupan Masyarakat Kerajaan Makassar
a. Kehidupan
Politik
Perkembangan Kerajaan Makassar
tidak terlepas dari peranan raja-raja yang memerintah. Ada raja-raja yang
pernah memerintah Kerajaan Makassar antara lain sebagai berikut :
1. Sultan
Alauddin (1591-1639 M)
Sultan Alauddin sebelumnya bernama
asli Karaeng Matowaya Tumamenanga Ri Agamanna dan merupakan raja Makassar
pertama yang memeluk agama lslam. Pada pemerintahan Sultan Alauddin, Kerajaan
Makassar mulai terjun dalam dunia pelayaran dan perdagangan (dunia maritim).
Dengan perkembangan tersebut menjadikan kesejahteraan rakyat Makassar
meningkat.
2.
Sultan Muhammad Said (1639-1653 M)
Pada pemerintahan Sultan Muhammad
Said, perkembangan Makassar maju pesat seba bandar transit, bahkan Sultan
Muhammad Said juga pernah mengirimkan pasukan ke Maluku untuk membantu rakyat Maluku
berperang melawan Belanda.
3. Sultan
Hasanuddin (1653-1669 M)
Sultan Hasanuddin adalah putra
Sultan Muhammad Said. Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, Makassar
mencapai masa kejayaan. Makasar berhasil menguasai hampir seluruh wilayah
Sulawesi Selatan dan memperluas wilayah kekuasaannya ke Nusa Tenggara (Sumbawa
dan sebagian Flores). Berkat penguasaan wilayah tersebut seluruh aktivitas
pelayaran dan perdagangan yang melalui Laut Flores harus singgah di pusat
Kerajaan Makassar.
Hal tersebut ditentang oleh Belanda
yang memiliki wilayah kekuasaan di Maluku yang pusatnya di Ambon terhalang oleh
kekuasaan Makassar. Pertentangan antara Makassar dan Belanda sering menimbulkan
peperangan. Bahkan pertentangan itu sering terjadidi Maluku. Keberanian Sultan
Hasanuddin memporak-porandakan pasukan Belar di Maluku mengakibatkan Belanda
semakin terdesak. Oleh karena keberanian Sultan Hasanuddin tersebut, kemudian
Belanda memberikan julukan kepada Sultan Hasanudin “Ayam Jantan dari Timur”.
Untuk menguasai Makassar, Belanda
melakukan politik devide et impera yang kemudian menjalinhubungan dengan
Kerajaan Bone yang diperintah oleh Raja Aru Palaka yang pada waktu itu sedang
melakukan pemberontakan terhadap Makassar. Pasukan Belanda yang dibantu Aru
Palaka berhasil mendesak Makassar dan dapat menguasai kota kerajaan. Akhirnya
Sultan Hasanuddin terpaksa harus menandatangani Perjanjian Bongaya pada tahun
1667 M yang isinya antara lain sebagai berikut :
1)
VOC
(Vereenigde Oost Indische Compagnie), yaitu kompeni dagang Belanda memperoleh
hak monopoli dagang di Makassar.
2)
Belanda
dapat mendirikan benteng di pusat Kerajaan Makassar yang diberi nama Benteng
Rotterdam.
3)
Makassar
harus melepaskan daerah kekuasaannya seperti Bone dan pulau-pulau di luar
wilayah Makassar.
4)
Aru
Palaka diakui sebagai raja Bone.
Meskipun
telah menandatangani Perjanjian Bongaya, orang-orang Makassar tetap melakukan
perlawanan yang berlangsung selarna dua tahun dengan pusat pertahanan Sombaopu.
Namun, Belanda tetap berupaya merebut pertahanan itu dengan menghancurkan
dinding benteng dan akhirnya Sultan Hasanuddin menyerah.
4. Raia
Mapasomba
Raja Mapasomba (lmampasomba Daeng
Nguraga dikenal sebagai Sultan Amir Hamzah) adalah putra Sultan Hasanuddin yang
turun takhta setelah menyerah kepada Belanda. Sultan Hasanuddin sangat berharap
agar Mapasomba dapat bekerja sama dengan Belanda yang tujuannya agar Makassar
tetap dapat bertahan. Namun, pada kenyataannya Mapasomba jauh lebih keras dari
pada Sultan Hasanuddin sehingga Belanda kemudian mengerahkan seluruh pasukannya
untuk menghadapi perlawanan yang dilakukan Mapasomba.
b. Kehidupan
Ekonomi
Kerajaan Makasar merupakan kerajaan
Maritim dan berkembang sebagai pusat perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal
ini ditunjang oleh beberapa faktor :
·
Letak
yang strategis,
·
Memiliki
pelabuhan yang baik
·
Jatuhnya
Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang menyebabkan banyak
pedagang-pedagang yang pindah ke
Indonesia Timur.
Sebagai pusat perdagangan Makasar
berkembang sebagai pelabuhan internasional dan banyak disinggahi oleh
pedagang-pedagang asing seperti Portugis, Inggris, Denmark dan sebagainya yang
datang untuk berdagang di Makasar.Pelayaran dan perdagangan di Makasar diatur
berdasarkan hukum niaga yang disebut dengan ADE’ ALOPING LOPING BICARANNA
PABBALUE, sehingga dengan adanya hukum niaga tersebut, maka perdagangan di
Makasar menjadi teratur dan mengalami perkembangan yang pesat. Selain
perdagangan, Makasar juga mengembangkan kegiatan pertanian karena Makasar juga
menguasai daerah-daerah yang subur di bagian Timur Sulawesi Selatan.
c. Kehidupan
Sosia Budaya
Sebagai negara Maritim, maka sebagian
besar masyarakat Makasar adalah nelayan dan pedagang. Mereka giat berusaha
untuk meningkatkan taraf kehidupannya, bahkan tidak jarang dari mereka yang
merantau untuk menambah kemakmuran hidupnya.
Walaupun masyarakat Makasar memiliki kebebasan untuk berusaha dalam
mencapai kesejahteraan hidupnya, tetapi dalam kehidupannya mereka sangat
terikat dengan norma adat yang mereka anggap sakral. Norma kehidupan masyarakat
Makasar diatur berdasarkan adat dan agama Islam yang disebut PANGADAKKANG. Dan
masyarakat Makasar sangat percaya terhadap norma-norma tersebut.Di samping
norma tersebut, masyarakat Makasar juga mengenal pelapisan sosial yang terdiri
dari lapisan atas yang merupakan golongan bangsawan dan keluarganya disebut
dengan “Anakarung/Karaeng”, sedangkan rakyat kebanyakan disebut “to Maradeka”
dan masyarakat lapisan bawah yaitu para hamba-sahaya disebut dengan golongan
“Ata”.
Dari segi kebudayaan, maka
masyarakat Makasar banyak menghasilkan benda-benda budaya yang berkaitan dengan
dunia pelayaran. Mereka terkenal sebagai pembuat kapal. Jenis kapal yang dibuat
oleh orang Makasar dikenal dengan nama Pinisi dan Lombo.Kapal Pinisi dan Lombo
merupakan kebanggaan rakyat Makasar dan terkenal sampai mancanegara.
2.5 Masa
Kejayaan Kerajaan Makassar
Kerajaan Goa dan Tallo adalah dua
kerajaan yang terletak di Sulawesi Selatan dan saling berhubungan dengan baik.
Orang kemudian mengenal keduanya sebagai Kerajaan Makasar, yang sebenarnya
adalah ibu kota Gowa yang disebut Ujungpandang. Kerajaan Makasar merupakan
kerajaan maritim, penghasil rempah-rempah. Membentuk jalur perdagangan
Nusantara yang sangat terkenal pada abad ke-16 dan 17 Masehi dan mempunyai
hubungan diplomasi yang baik dengan kerajaan Ternate di Maluku. Sebelum abad 16
M, raja-raja Makasar belum memeluk Islam, setelah kedatangan Dato' Ri Bandang,
seorang penyiar Islam dari Sumatra, Makasar berkembang menjadi kerajaan Islam.
Sultan Alaudin adalah raja Makasar pertama yang memeluk agama Islam, yang
berkuasa dari tahun 1591 sampai 1638 M. Nama asli Sultan Alaudin adalah Karaeng
Ma'towaya Trumamenanga Ri Agamanna. Di bawah kekuasaannya Makasar tumbuh
menjadi kerajaan maritim. Para pelaut mengembangkan perahu jenis Pinisi dan
Lambo.
Setelah Sultan Alaudin meninggal,
digantikan oleh Muhammad Said pada tahun 1638 - 1653 M. Raja berikutnya adalah
Sultan Hasanuddin yang berkuasa dari tahun 1653. Pada masa pemerintahan Sultan
Hasanuddin Makasar menjadi gemilang, majunya perdagangan dan melakukan
ekspansi. Kerajaan yang berhasil dikuasai Makasar di Sulawesi Selatan adalah
Lawu, Wajo, Soppeng dan Bone. Sultan Hasanuddin berniat menguasai jalur
perdagangan Indonesia bagian timur, sehingga harus menghadapi VOC sebelum
menguasai Maluku yang kaya akan lada. Keberanian Hasanuddin melawan Belanda
menyebabkan ia mendapatkan julukan Ayam Jantan dari Timur. Kisah tentang
keberanian Hasanuddin silahkan baca di artikel sejarah Sultan Hasanuddin Ayam
jantan dari timur. Pada tahun 1667 dengan bantuan Raja Bone, Belanda berhasil
menekan Makasar untuk menyetujui Perjanjian Bongaya. Perjanjian ini berisi 3
kesepakatan, yaitu :
1.
VOC
mendapat hak monopoli perdagangan di Makasar.
2.
Belanda
dapat mendirikan benteng Rotterdam di Makasar, dan Makasar harus melepas
kerajaan daerah yang dikuasainya seperti Bone, Soppeng.
3.
Mengakui
Aru Palaka sebagai raja Bone.
Setelah Sultan Hasanuddin turun
tahta pada tahun 1669 Map Somba putranya berusaha meneruskan perjuangan ayahnya
melawan Belanda. Belanda yang sangat menghargai tindakan kooperatif dari Mapa
Somba harus mempersiapkan armada perang. Pelaut Makasar sangat tangguh ini
ditunjang dengan keahlian mendesain berbagai kapal yang kuat dan indah seperti
Pinisi, Lambo dan Padewalang yang dapat mengarungi daerah nusantara bahkan sampai
ke India dan Cina. Makasar memiliki hukum perdagangan yang disebut Ade Alloping
Bicaranna Pabbahi'e, juga mengadopsi hukum-hukum Islam dan menjalin kerjasama
dengan Kerajaan Islam seperti Demak dan Malaka.
2.6 Masa
Kemunduran Kerajaan Makassar
Sepeninggal Hasanuddin, Makassar
dipimpin oleh putranya bernama napasomba. Sama seperti ayahnya, sultan ini
menentang kehadiran belanda dengan tujuan menjamin eksistensi Kesultanan
Makasar. Namun, Mapasomba gigih pada tekadnya untuk mengusir Belanda dari
Makassar. Sikapnya yang keras dan tidak mau bekerja sama menjadi alasan Belanda
mengerahkan pasukan secara besar-besaran. Pasukan Mapasomba berhasil
dihancurkan dan Mapasomba sendiri tidak diketahui nasibnya. Belanda pun
berkuasa sepenuhnya atas kesultanan Makassar.
2.7 Peninggalan
– Peninggalan Kerajaan Makassar
1. Fort
Rotterdam
Fort Rotterdam atau Benteng Ujung
Pandang (Jum Pandang) adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo.
Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar,
Sulawesi Selatan. Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang
bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Awalnya
benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa
ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas yang
bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah Maros. Benteng Ujung Pandang
ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari
segi bentuknya sangat jelas filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di
darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan
maupun di lautan. Nama asli benteng in i adalah Benteng Ujung Pandang.
2. Masjid
Katangka
Mesjid Katangka didirikan pada
tahun 1605 M. Sejak berdirinya telah mengalami beberapa kali pemugaran.
Pemugaran itu berturut-turut dilakukan oleh Sultan Mahmud (1818), Kadi Ibrahim (1921), Haji Mansur
Daeng Limpo, Kadi Gowa (1948), dan Andi Baso, Pabbicarabutta Gowa (1962) sangat
sulit mengidentifikasi bagian paling awal (asli) bangunan mesjid tertua
Kerajaan Gowa ini.
3. Kompleks
makam raja gowa tallo
Makam raja-raja. Tallo adalah
sebuah kompleks makam kuno yang dipakai sejak abad XVII sampai dengan abad XIX
Masehi. Letaknya di RK 4 Lingkungan Tallo, Kecamatan Tallo, Kota Madya
Ujungpandang. Lokasi makam terletak di pinggir barat muara sungai Tallo atau
pada sudut timur laut dalam wilayah benteng Tallo. Ber¬dasarkan basil
penggalian (excavation) yang dilakukan oleh Suaka Peninggalan sejarah dan
Purbakala (1976¬-1982) ditemukan gejala bah wa komplek makam ber¬struktur
tumpang-tindih. Sejumlah makam terletak di atas pondasi bangunan, dan
kadang-kadang ditemukan fondasi di atas bangunan makam.
Penempatan balok batu pasir itu
semula tanpa memper¬gunakan perekat. Perekat digunakan Proyek Pemugaran. Bentuk
bangunan jirat dan kubah pada kompleks ini kurang lebih serupa dengan bangunan
jirat dan kubah dari kompleks makam Tamalate, Aru Pallaka, dan Katangka. Pada
kompleks ini bentuk makam dominan berciri abad XII Masehi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesultanan Gowa atau kadang ditulis
Goa, adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di daerah
Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan ini berasal dari Suku Makassar yang
berdiam di ujung selatan dan pesisir barat Sulawesi. Pada awalnya di daerah
Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan nama Bate Salapang (Sembilan
Bendera), yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa: Tombolo, Lakiung,
Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Sejak Gowa
Tallo sebagai pusat perdagangan laut, kerajaan ini menjalin hubungan dengan
Ternate yang sudah menerima Islam dari Gresik.
Setahun kemudian hampir seluruh
penduduk Gowa Tallo memeluk Islam. Mubaligh yang berjasa menyebarkan Islam
adalah Abdul Qodir Khotib Tunggal yang berasal dari Minangkabau. Makasar
mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Hasannudin (1653 –
1669). Daerah kekuasaan Makasar luas, seluruh jalur perdagangan di Indonesia
Timur dapat dikuasainya
Tumanurung (abad 13) hingga
mencapai puncak keemasannya pada abad XVIII kemudian sampai mengalami transisi
setelah bertahun-tahun berjuang menghadapi penjajahan. Dalam pada itu, sistem
pemerintahanpun mengalami transisi di masa Raja Gowa XXXVI Andi Idjo Karaeng
Lalolang, setelah menjadi bagian Republik Indonesia yang merdeka dan bersatu,
berubah bentuk dari kerajaan menjadi daerah tingkat II Otonom. Sehingga dengan
perubahan tersebut, Andi Idjo pun tercatat dalam sejarah sebagai Raja Gowa
terakhir dan sekaligus Bupati Gowa pertama.
3.2 Saran
Dari
keberadaanya Kerajaan Makassar (Gowa Tallo) di wilayah nusantara pada masa yang
lalu. Maka kita wajib mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan
dalam sikap dan perilaku dengan hati yang tulus serta di dorong rasa tanggung
jawab yang tinggi untuk melestarikan dan memelihara budaya nenek moyang kita.
Jika kita ikut berpartisipasi dalam menjamin kelestariannya berarti kita ikut
mengangkat derajat dan jati diri bangsa. Oleh karena itu marilah kita bersama –
sama menjaga dan memelihara peninggalan budaya bangsa yang menjadi kebanggaan
kita semua
DAFTAR PUSTAKA
Untuk kalian yang ingin mendowload versi doc (document) bisa langsung klik dokumen dibawah ini :
Makalah Kerajaan Makassar by harvey putra on Scribd
0 Response to "Makalah Kerajaan Makassar ( Gowa Tallo ) Terlengkap & Terbaru ( Free Download Document )"
Post a Comment