Makalah Kerajaan Ternate & Tidore Terlengkap & Terbaru
Makalah Kerajaan Ternate & Tidore Terlengkap & Terbaru ( Free Document Download ) |
MAKALAH SEJARAH INDONESIA
“ KERAJAAN TERNATE TIDORE”
Disusun Oleh :
Harvey Pratama Putra (22)
Kelas :
XI RPL 3
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEKNOLOGI
INFORMASI (SMK TI)
BALI GLOBAL DENPASAR
2018 / 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis
panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Adapun judul makalah yang
penulis ajukan adalah “KERAJAAN TERNATE
TIDORE”
Penulisan makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia. Dalam
mempersiapkan, menyusun, dan menyelesaikan makalah ini, penulis tidak lepas dari berbagai
kesulitan dan hambatan yang dihadapi.
Penulis menyadari bahwa
di dalam makalah ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan saran, kritik, serta masukannya yang bersifat membangun
tentunya demi perbaikan dan pengembangan di dalam menyusun makalah di masa
mendatang.
Denpasar, Juli 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2
Rumusan
masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Berdirinya Kerajaan Ternate
Tidore
2.2
Letak
Kerajaan Ternate Tidore
2.3
Aspek
Kehidupan Masyarakat Kerajaan Ternate Tidore
2.4
Masa
Kejayaan & Kemunduran Kerajaan Ternate
2.5 Masa Kejayaan & Kemunduran Kerajaan
Tidore
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada
abad ke-15, para pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa menyebarkan Islam ke
sana. Dari sini muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang disebut Maluku Kie
Raha (Maluku Empat Raja) yaitu Kesultanan Ternate yang dipimpin Sultan Zainal
Abidin (1486-1500), Kesultanan Tidore yang dipimpin oleh Sultan Mansur,
Kesultanan Jailolo yang dipimpin oleh Sultan Sarajati, dan Kesultanan Bacan
yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko. Pada masa kesultanan itu berkuasa,
masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar sampai ke Banda, Hitu, Haruku,
Makyan, dan Halmahera. Kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak di sebelah
Pulau Halmahera (Maluku Utara) adalah dua kerajaan yang memiliki peran yang
menonjol dalam menghadapi kekuatan-kekuatan asing yang mencoba menguasai
Maluku.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimana
Sejarah Berdirinya Kerajaan Ternate Tidore ?
1.2.2
Dimana
Letak Kerajaan Ternate Tidore?
1.2.3
Bagaimana
Aspek Kehidupan Masyarakat Kerajaan Ternate Tidore ?
1.2.4
Kapan
Masa Kejayaan & Kemunduran Kerajaan Ternate ?
1.2.5
Kapan
Masa Kejayaan & Kemunduran Kerajaan Tidore ?
1.3
Tujuan
1.3.1
Untuk
mengetahui dimana letak Kerajaan Ternate Tidore.
1.3.2
Untuk
mengetahui bagaimana sejarah Kerajaan Ternate Tidore.
1.3.3
Untuk
mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Ternate Tidore.
1.3.4
Untuk
mengetahui aspek kehidupan masyarakat Kerajaan Ternate Tidore.
1.3.5
Untuk
mengetahui masa kejayaan & kemunduran Kerajaan Ternate Tidore.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Berdirinya Kerajaan Ternate Tidore
Masuknya
Islam ke Maluku erat kaitannya dengan kegiatan perdagangan Pada abad
ke-15, para pedagang dan ulama dari
Malaka dan jawa menyebarkan Islam ke sana. Dari sini muncul empat kerajaan
Islam di Maluku yang disebut Maluku Kie Raha (Maluku Empat Raja) yaitu
Kesultanan Ternate yang dipimpin Sultan Zainal Abidin (1486-1500), Kesultanan
Tidore yang dipimpin oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo yang dipimpin oleh
Sultan Sarajati dan Kesultanan Bacan yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko Pada
masa kesultanan itu berkuasa, masyarakat
muslim di Maluku sudah menyebar sampai ke Banda, Hitu, Haruku, Makyan, dan Halmahera Kerajaan Ternate dan Tidore
yang terletak di sebelah Pulau Halmahera (Maluku Utara) adalah dua kerajaan
yang memiliki peran yang menonjol dalam menghadapi kekuatan-kekuatan asing yang
mencoba menguasai Maluku Dalam perkembangan selanjutnya, kedua kerajaan ini
bersaing memperebutkan hegemoni politik di kawasan Maluku Kerajaan Ternate dan Tidore merupakan daerah
penghasil rempah-rempah, seperti pala dan cengkeh, sehingga daerah ini menjadi
pusat perdagangan rempah-rempah.
Wilayah
Maluku bagian timur dan pantai-pantai Irian (Papua), dikuasai oleh Kesultanan
Tidore, sedangkan sebagian.besar wilayah Maluku, Gorontalo, dan Banggai di
Sulawesi, dan sampai ke Flores dan Mindanao, dikuasai oleh. Kesultanan Ternate
Kerajaan Ternat .mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Baabullah, sedangkan
Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Nuku Persaingan di
antara kerajaan Ternate dan Tidore adalah dalam perdagangan. Dari persaingan
ini menimbulkan dua persekutuan dagang masing-masing menjadi pemimpin dalam
persekutuan tersebut, yaitu:
a.
Uli-Lima
(persekutuan lima bersaudara) dipimpin oleh Ternate meliputi Bacan, Seram, Obi
dan Ambon. Pada masa Sultan Baabulah, Kerajaan Ternate mencapai aman keemasan
dan disebutkan daerah kekuasaannya meluas ke Filipina.
b.
Uli
Siwa (persekutuan sembilan bersaudara) dipimpin oleh Tidore meliputi Halmahera
Jailalo sampai ke Papua Kerajaan Tidore mencapai jaman keemasan di bawah
pemerintahan Sultan Nuku Kerajaan-kerajaan Islam lainnya yang berkembang adalah
Kesultanan Palembang yang didirikan oleh Ki Gedeng Suro, Kerajaan Bima di
daerah bagia timur Sumbawa, dengan rajanya La Ka’i,Siak Sri Indrapura yang
didirikan oleh sultan Abdul Jalil Rahmat Syah, dan masih banyak lagi Kerajaan
Islam kecil lainnya di Indonesia.
2.2 Letak
Kerajaan Ternate Tidore
Secara
geografis Kerajaan Ternate dan Tidore memiliki letak yang sangat penting dalam
dunia perdagangan pada masa itu. Kedua kerajaan ini terletak di daerah
Kepulauan Maluku. Pada masa itu, Kepulauan Maluku merupakan penghasil
rempah-rempah terbesar, sehingga dijuluki sebagai "the Spice Island".
Rempah-rempah menjadi komoditi utama dalam dunia pelayaran perdagangan saat
itu, sehingga setiap pedagang maupun bangsa-bangsa yang datang ke daerah Timur
bertujuan untuk menemukan sumber rempah-rempah. Oleh karena itu/ muncullah hasrat
untuk menguasai rempah-rempah tersebut.Keadaan seperti ini, telah mempengaruhi
aspek-aspek kehidupan masyarakatnya, baik dalam bidang politik, ekonomi,
sosial, dan budaya.
2.3 Aspek
Kehidupan Masyarakat Kerajaan Ternate Tidore
a. Kehidupan
Politik
Di Kepulauan Maluku banyak terdapat
kerajaan kecil, di antaranya Kerajaan Ternate sebagai pemimpin Uli Lima, yaitu
persekutuan lima bersaudara dengan wilayahnya mencakup pulau-pulau Ternate,
Obi, Bacan, Seram, dan Ambon. Sementera itu, Kerajaan Tidore memimpin Uli Siwa,
yang berarti persekutuan sembilan bersaudara dengan wilayahnya mencakup
pulau-pulau Makayan, Jahilolo atau Halmahera, dan pulau-pulau di antara daerah
itu sampai dengan Irian Barat.
Ketika bangsa Portugis masuk ke
Maluku, Portugis langsung memihak dan membantu Ternate pada tahun 1521. Hal ini
dikarenakan Portugis mengira Ternate lebih kuat. Begitu pula bangsa Spanyol
yang ketika datang di Maluku langsung membantu Tidore. Terjadilah perselisihan
antara kedua bangsa kulit putih tersebut di daerah Maluku. Untuk menyelesaian
perselisihan kedua bangsa itu, Paus turun tangan dan menen-tukan garis batas
wilayah timur melalui Perjanjian Saragosa. Dalam Perjanjian Saragosa dinyatakan
bahwa bangsa Spanyol harus meninggalkan Maluku dan pindah ke Filipina,
sedangkan Portugis tetap menguasai daerah-daerah di Maluku. Sultan Hairun Untuk
dapat memperkuat kedudukannya di Maluku, Portugis mendirikan benteng yang
diberi nama Benteng Santo Paulo. Namun semakin lama tindakan Portugis semakin
dibenci oleh rakyat dan bahkan oleh para pejabat Kerajaan Temate. Sultan
Hairun, penguasa Ternate, semakin bertambah bend (anti) melihat
tindakan-tindakan dan gerak-gerik bangsa Portugis. Oleh karena itu. Sultan
Hairun secara terang-terangan menentang politik monopoli dari bangsa Portugis.
Sultan Baabullah Dengan kematian
Sultan Hairun, rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Baabullah (putra Sultan
Hairun), bangkit menentang Portugis. Tahun 1575 M, Portugis dapat dikalahkan
dan diberi kesempatan untuk meninggalkan benteng.
Pada
tahun 1578 M, bangsa Portugis juga ingin mendirikan benteng di Ambon, tetapi
tidak lama kemudian bangsa Portugis pindah ke daerah Timor Timur dan berkuasa
di sana sampai tahun 1976. Sesudah tahun 1976 wilayah Timor Timur berintegrasi
ke dalam wilayah Republik Indonesia hingga tahun 1999. Akan tetapi, setelah
melalui jejak pendapat 1999, rakyat Timor-Timur memilih merdeka.
b. Kehidupan
Ekonomi
Tanah di Kepulauan maluku itu subur
dan diliputi hutan rimba yang banyak memberikan hasil diantaranya cengkeh dan
di kepulauan Banda banyak menghasilkan pala. Pada abad ke 12 M permintaan
rempah-rempah meningkat, sehingga cengkeh merupakan komoditi yang penting.
Pesatnya perkembangan perdagangan keluar dari maluku mengakibatkan terbentuknya
persekutuan. Selain itu mata pencaharian perikanan turut mendukung perekonomian
masyarakat.
c. Kehidupan
Sosial
Kedatangan bangsa portugis di
kepulauan Maluku bertujuan untuk menjalin perdagangan dan mendapatkan
rempah-rempah. Bangsa Portugis juga ingin mengembangkan agama katholik. Dalam
1534 M, agama Katholik telah mempunyai pijakan yang kuat di Halmahera, Ternate,
dan Ambon, berkat kegiatan Fransiskus Xaverius.Seperti sudah diketahui, bahwa
sebagian dari daerah maluku terutama Ternate sebagai pusatnya, sudah masuk
agama islam. Oleh karena itu, tidak jarang perbedaan agama ini dimanfaatkan
oleh orang-orang Portugis untuk memancing pertentangan antara para pemeluk
agama itu. Dan bila pertentangan sudah terjadi maka pertentangan akan
diperuncing lagi dengan campur tangannya orang-orang Portugis dalam bidang
pemerintahan, sehingga seakan-akan merekalah yang berkuasa.
Setelah masuknya kompeni Belanda di
Maluku, semua orang yang sudah memeluk agama Katholik harus berganti agama
menjadi Protestan. Hal ini menimbulkan masalah-masalah sosial yang sangat besar
dalam kehidupan rakyat dan semakin tertekannya kehidupan rakyat.
Keadaan ini menimbulkan amarah yang
luar biasa dari rakyat Maluku kepada kompeni Belanda. Di Bawah pimpinan Sultan
Ternate, perang umum berkobar, namun perlawanan tersebut dapat dipadamkan oleh
kompeni Belanda. Kehidupan rakyat Maluku pada zaman kompeni Belanda sangat
memprihatinkan sehingga muncul gerakan menentang Kompeni Belanda.
d. Kehidupan
Budaya
Rakyat Maluku, yang didominasi oleh
aktivitas perekonomian tampaknya tidak begitu banyak mempunyai kesempatan untuk
menghasilkan karya-karya dalam bentuk kebudayaan. Jenis-jenis kebudayaan rakyat
Maluku tidak begitu banyak kita ketahui sejak dari zaman berkembangnya
kerajaan-kerajaan Islam seperti Ternate dan Tidore.
2.4 Masa
Kejayaan & Kemunduran Kerajaan Ternate
a. Masa
Kejayaan Kerajaan Ternate
Kerajaan tidore terletak di sebelah
selatan Ternate. Menurut silsilah raja-raja Ternate dan Tidore, Raja Ternate
pertama adalah Muhammad Naqal yang naik tahta pada tahun 1081 M. Baru pada
tahun 1471 M, agama Islam masuk di kerajaan Tidore yang dibawa oleh Ciriliyah,
Raja Tidore yang kesembilan. Ciriliyah atau Sultan Jamaluddin bersedia masuk
Islam berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab. Raja Tidore mencapai puncak
kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805 M). Sultan Nuku dapat
menyatukan Ternate dan Tidore untuk bersama-sama melawan Belanda yang dibantu
Inggris. Belanda kalah serta terusir dari Tidore dan Ternate. Sementara itu,
Inggris tidak mendapat apa-apa kecuali hubungan dagang biasa. Sultan Nuku
memang cerdik, berani, ulet, dan waspada. Sejak saat itu, Tidore dan Ternate
tidak diganggu, baik oleh Portugis, Spanyol, Belanda maupun Inggris sehingga
kemakmuran rakyatnya terus meningkat. Wilayah kekuasaan Tidore cukup luas,
meliputi Pulau Seram, Makean Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kai, dan Papua.
Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya, Zainal Abidin. Ia juga giat menentang
Belanda yang berniat menjajah kembali.
b. Masa
Kemunduran Kerajaan Ternate
Kemunduran Kerajaan Ternate
disebabkan karena diadu domba dengan Kerajaan Tidore yang dilakukan oleh bangsa
asing ( Portugis dan Spanyol ) yang bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil
rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan Ternate dan Sultan Tidore sadar bahwa
mereka telah diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan
berhasil mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun
kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk
menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate
dengan strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk
organisasi yang kuat.
2.5 Masa
Kejayaan & Kemunduran Kerajaan Tidore
a. Masa
Kejayaan Kerajan Tidore
Kerajaan tidore terletak di sebelah
selatan Ternate. Menurut silsilah raja-raja Ternate dan Tidore, Raja Ternate
pertama adalah Muhammad Naqal yang naik tahta pada tahun 1081 M. Baru pada
tahun 1471 M, agama Islam masuk di kerajaan Tidore yang dibawa oleh Ciriliyah,
Raja Tidore yang kesembilan. Ciriliyah atau Sultan Jamaluddin bersedia masuk
Islam berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab. Raja Tidore mencapai puncak
kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805 M). Sultan Nuku dapat
menyatukan Ternate dan Tidore untuk bersama-sama melawan Belanda yang dibantu
Inggris. Belanda kalah serta terusir dari Tidore dan Ternate. Sementara itu,
Inggris tidak mendapat apa-apa kecuali hubungan dagang biasa. Sultan Nuku
memang cerdik, berani, ulet, dan waspada. Sejak saat itu, Tidore dan Ternate
tidak diganggu, baik oleh Portugis, Spanyol, Belanda maupun Inggris sehingga
kemakmuran rakyatnya terus meningkat. Wilayah kekuasaan Tidore cukup luas,
meliputi Pulau Seram, Makean Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kai, dan Papua.
Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya, Zainal Abidin. Ia juga giat menentang
Belanda yang berniat menjajah kembali.
b. Masa
Kemunduran Kerajaan Tidore
Kemunduran Kerajaan Tidore disebabkan karena diadu
domba dengan Kerajaan Ternate yang dilakukan oleh bangsa asing ( Spanyol dan
Portugis ) yang bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah
tersebut. Setelah Sultan Tidore dan Sultan Ternate sadar bahwa mereka telah
diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan berhasil
mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun kemenangan
tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk menguasai
perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan
strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk
organisasi yang kuat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada
abad ke-15, para pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa menyebarkan Islam ke
sana. Dari sini muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang disebut Maluku Kie
Raha (Maluku Empat Raja) yaitu Kesultanan Ternate yang dipimpin Sultan Zainal
Abidin (1486-1500), Kesultanan Tidore yang dipimpin oleh Sultan Mansur,
Kesultanan Jailolo yang dipimpin oleh Sultan Sarajati, dan Kesultanan Bacan
yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko. Pada masa kesultanan itu berkuasa,
masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar sampai ke Banda, Hitu, Haruku,
Makyan, dan Halmahera. Kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak di sebelah
Pulau Halmahera (Maluku Utara) adalah dua kerajaan yang memiliki peran yang
menonjol dalam menghadapi kekuatan-kekuatan asing yang mencoba menguasai
Maluku.
Kerajaan Ternate dan Tidore memiliki
letak yang sangat penting dalam dunia perdagangan pada masa itu. Kedua kerajaan
ini terletak di daerah Kepulauan Maluku. Pada masa itu, Kepulauan Maluku
merupakan penghasil rempah-rempah terbesar, sehingga dijuluki sebagai "the
Spice Island".
3.2 Saran
Dari
keberadaanya Kerajaan Ternate & Tidore di wilayah nusantara pada masa yang
lalu. Maka kita wajib mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan
dalam sikap dan perilaku dengan hati yang tulus serta di dorong rasa tanggung
jawab yang tinggi untuk melestarikan dan memelihara budaya nenek moyang kita.
Jika kita ikut berpartisipasi dalam menjamin kelestariannya berarti kita ikut
mengangkat derajat dan jati diri bangsa. Oleh karena itu marilah kita bersama –
sama menjaga dan memelihara peninggalan budaya bangsa yang menjadi kebanggaan
kita semua
DAFTAR PUSTAKA
Untuk kalian yang ingin mendowload versi doc (document) bisa langsung klik dokumen dibawah ini :
Makalah Kerajaan Ternate & Tidore by harvey putra on Scribd
0 Response to "Makalah Kerajaan Ternate & Tidore Terlengkap & Terbaru ( Free Document Download )"
Post a Comment